"Di Indonesia, punya Surat Izin Mengemudi (SIM) itu tidak menjamin keselamatan dirinya dan orang lain karena yang punya SIM hanya bisa megang setir," kata Alex di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan seseorang yang punya SIM seharusnya tidak hanya bisa menjalankan dan memberhentikan kendaraan.
"Seharusnya benar-benar mampu menghayati dan menaati rambu yang ada, paham betul apa yang membahayakan orang lain dan dirinya. Jika itu tidak bisa dilakukan sebaiknya tidak usah diberikan SIM dan jika ada yang berulang melanggar aturan SIM harus dicabut," kata Alex yang ditemui Antaranews.
Ia menambahkan secara umum cara berkendara masyarakat masih perlu perbaikan karena hanya sebatas bisa menyetir, bisa ngebut tapi tidak bisa mengendalikan.
"Karena tidak menguasai peraturan, tidak mengerti karakter mobil, tidak tahu teknik mengerem yang benar," kata Alex.
Dia mencontohkan, banyak pengemudi tidak tahu berapa jarak aman antar kendaraan atau berapa jauh mobil dapat berhenti setelah direm.
Kritik lainnya dari Alex adalah sopan-santun yang sangat minim dalam berkendara di Indonesia.
Dia mengatakan, banyak orang yang tidak menghormati pengguna jalan lain dengan berbagai alasan sehingga sering terjadi kecelakaan di jalan raya.
"Orang-orang ini seringnya suka nylonong tidak mau mengalah. Padahal kalau seradak-seruduk bisa berakhir celaka. Seharusnya ya sopan santun, tidak mencelakakan orang tidak mencelakakan diri sendiri," kata Alex yang mantan pebalap nasional tersebut.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014