• Beranda
  • Berita
  • Para Ilmuwan Menyatakan Lukisan Gua Indonesia merupakan Salah Satu Seni yang Tertua di Dunia

Para Ilmuwan Menyatakan Lukisan Gua Indonesia merupakan Salah Satu Seni yang Tertua di Dunia

9 Oktober 2014 08:54 WIB
AsiaNet 58177

Jakarta, Indonesia, 9 Oktober 2014 (ANTARA/Medianet International-AsiaNet) --

Sebuah tim yang terdiri dari sejumlah ilmuwan asal Indonesia dan Australia telah menemukan sejumlah lukisan gua tertua di dunia di pulau Sulawesi, sehingga mengubah paradigma awal yang menyatakan bahwa bangsa Eropa adalah bangsa pertama yang menciptakan lukisan purba.

Tim ilmuwan tersebut menemukan 12 stensil tangan dan dua lukisan figuratif binatang di tujuh situs gua di atas bebatuan kapur di menara bukit kapur di barat daya Sulawesi, dengan gambar tertua (sebuah stensil tangan) berumur setidaknya 40.000 tahun. Penemuan ini telah dipublikasikan hari ini di dalam jurnal bergengsi, Nature.
   
Proyek Sulawesi ini diisi oleh sejumlah arkeolog Australia dan Indonesia yang memiliki portofolio riset gabungan selama puluhan tahun, dan juga diikuti oleh Profesor Mike Morwood dari Pusat Ilmu Pengetahuan Arkeologis University of Wollongong (UOW) Australia, di mana banyak dari anggota tim ilmuwan ini berasal.   

Salah satu penulis di jurnal Nature, Thomas Sutikna, yang merampungkan gelar PhD-nya di Sekolah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Lingkungan UOW, adalah salah satu ilmuwan yang mengungkap spesies manusia cebol yang diberi nama "Hobbit" sepuluh tahun lalu. Dia menyatakan temuan-temuan baru ini memegang peranan penting untuk teori evolusi manusia.

"Lukisan purba adalah salah indikator pemikiran abstrak - permulaan dari kehadiran umat manusia di bumi seperti yang kita tahu," ujarnya.

Berdasarkan sejarah, para arkeolog menyatakan bahwa lukisan purba pertama ditemukan di benua Eropa, dengan umur minimal 41.000 tahun untuk lukisan purba tertua di dunia - sebuah lukisan di atas cakram merah yang ditemukan di El Castillo, Spanyol. Salah satu penulis jurnal Nature, Dr. Anthony Dosseto, Direktur Laboratorium Geokronologi Isotop Wollongong UOW, mengatakan penemuan ini menunjukkan pada waktu bangsa Eropa mengekspresikan diri mereka melalui lukisan-lukisan di dinding gua, orang-orang di Sulawesi juga melakukan hal yang sama.

"Bangsa Eropa tidak lagi bisa secara eksklusif mengklaim kalau mereka adalah bangsa yang pertama mengembangkan pemikiran abstrak. Berkat penemuan ini, mereka harus mau mengakui bahwa ada bangsa lain, para penduduk awal pulau Sulawesi, yang juga membuat lukisan purba di waktu yang tidak terlalu berbeda dengan mereka," ujar Dr. Dosseto.

Bapak Sutikna mengatakan temuan tersebut menunjukan kalau seni figuratif bisa saja menjadi bagian dari khasanah kultural dari nenek moyang bangsa Indonesia - manusia modern pertama yang mencapai kawasan ini lebih dari 40.000 tahun yang lalu.

Info selengkapnya: http://media.uow.edu.au/releases/UOW181638.html

   Gambar: http://bit.ly/10nbpi0.

   Kontak media: Thomas Sutikna,
                   +61-423-630-449,
                   ts788@uowmail.edu.au, atau

                   Dr Anthony Dosseto,
                   +61-432-578-321,
                   tonyd@uow.edu.au.

   Untuk keterangan media umum, hubungi:
                   Elise Pitt,
                   +61-2-4221-3079, +61-422-959-953,
                   epitt@uow.edu.au


 Sumber: University of Wollongong


Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2014