"Cara yang dapat kita lakukan sementara ini ialah meningkatkan daya tahan tubuh lalu menjaga kebersihan tubuh," ujar dr. Andi Darma Putra, Sp. OG. (K) Onk, Staf pengajar Obstetri dan Ginekologi di FKUI, dalam seminar media di Jakarta, Selasa.
Dia melanjutkan, salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan tubuh ialah melalui vaksinasi.
Vaksin HPV merupakan protein rekayasa genetika yang kemudian diawetkan dan dicampur ke dalam air steril.
"Vaksinasi HPV diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terharap HPV dan memberikan perlindungan terhadap angka kejadian infeksi HPV di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, saat ini telah banyak negara yang melaporkan keberhasilan program vaksin nasional HPV quadrivalent dalam menurunkan kejadian kanker serviks dan kutil kelamin, di antaranya, Australia, Selandia Baru, Denmark, Swedia, Amerika, Jerman dan Malaysia.
Di Indonesia sendiri, kata Andi, ada dua bentuk vaksin HPV yang saat ini tersedia, yaitu vaksin bivalen untuk mencegah infeksi HPV 16 dan HPV 18, yang menyebabkan kanker serviks.
Lalu, vaksin quadrivalen untuk mencegah infeksi HPV 16, HPV 18, HPV 6 dan HPV 11, yang digunakan mencegah kanker serviks, pra kanker vulva, pra kanker vagina dan kutil kelamin pada perempuan dan laki-laki.
"Vaksinasi bisa cegah 80-90 persen infeksi HPV," kata dia.
Andi menambahkan, pencegahan lain yang bisa dilakukan, ialah melakukan skrining (penapisan) dan pap smear.(*)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014