• Beranda
  • Berita
  • 6.420 mangrove ditanam di pesisir pantai Jakarta

6.420 mangrove ditanam di pesisir pantai Jakarta

17 Oktober 2014 11:03 WIB
6.420 mangrove ditanam di pesisir pantai Jakarta
Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta juga menanam 92.300 pohon bakau/mangrove di Kawasan Hutan Tol Sedyatmo sejak Februari hingga November 2013. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Jakarta (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta menanam 6.420 pohon bakau atau mangrove di pesisir pantai Jakarta sejak Maret hingga Juni 2014 untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dan ekosistem pantai.

"Penanaman pohon ini dilakukan di kawasan hutan tol Sedyatmo, Jakarta Utara untuk rehabilitasi pantai di daerah-daerah pesisir yang rusak akibat abrasi atau intrusi air laut," kata Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Jaja Suarja di Jakarta, Jumat.

Jaja mengatakan pemerintah daerah ingin menjadikan kawasan pesisir yang ditanami bakau menjadi kawasan ekowisata dan pelestarian hutan bakau.

"Pesisir pantai dengan hutan mangrove dapat menjadi tempat wisata alam dan koleksi mangrove seperti kebun raya mangrove," katanya.

Ia mengatakan penanaman pohon bakau ditujukan untuk melindungi daerah sekitar pantai dari hempasan gelombang dan angin kencang.

"Hutan mangrove menjaga garis pantai agar tetap stabil, mencegah terjadinya erosi laut dan mampu menyerap dan mengurangi bahan polutan," ujarnya.

Ia mengatakan hutan bakau 40 kali lebih mampu menyerap bahan-bahan polutan dibandingkan hutan tropis.

Mangrove yang berakar banyak dan batangnya kokoh mampu mencegah bahaya tsunami, ombak dan abrasi air laut serta bisa berfungsi sebagai penyaring polusi air dan udara.

Hutan mangrove juga merupakan habitat berbagai jenis ikan dan biota laut. Selain itu hutan bakau menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan arang serta menghasilkan buah/biji untuk dibuat berbagai panganan atau minuman.

Selain itu, menurut berbagai penelitian, hutan mangrove menyerap emisi karbon empat sampai lima kali lebih besar dari pada hutan daratan.


Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014