Bogor (ANTARA News) - Bogor menanggapi hasil Pusat Penelitian dan Pengembangan Darat Kementerian Perhubungan terkait tingkat kemacetan di Kota Hujan itu yang menempati peringkat teratas setelah Jakarta sebagai dorongan untuk membenahi transportasi di kota itu.Ya kita jadikan ini sebagai dorongan, agar program utama kita menuntaskan persoalan kemacetan di Kota Bogor dapat segera terlaksana,"
"Ya kita jadikan ini sebagai dorongan, agar program utama kita menuntaskan persoalan kemacetan di Kota Bogor dapat segera terlaksana," kata Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman saat dihubungi di Bogor, Selasa malam.
Sebelumnya, Usmar sempat mempertanyakan metodologi yang digunakan Kementerian Perhubungan untuk mengukur tingkat kemacetan di Kota Bogor.
"Dasar mengukurnya apa, apakah menggunakan ukuran ruas jalan, hari aktivitas, atau jumlah kendaraan," katanya.
Menurut dia, jika metodologi yang dilakukan dengan membandingkan kondisi lalu lintas di Kota Bogor dengan Jakarta sangatlah berbeda.
Ia mengatakan, kalau pada akhir pekan Kota Bogor justru mengalami kemacetan sementara di Jakarta sepi.
"Berbeda kalau hari kerja, Jakarta macet, Bogor justru sepi," katanya.
Terlepas dari itu, lanjutnya, kondisi arus lalu lintas di Kota Bogor selama 10 tahun terakhir mengalami penurunan laju kendaraan.
Kondisi tersebut menjadi perhatian serius pemerintahannya saat ini menjadikan kemacetan dalam enam skala prioritas kerja pemerintah.
Enam skala prioritas tersebut seperti kemacetan, penataan PKL, sampah, kemiskinan, ruang publik dan ruang terbuka hijau.
"Pemerintah Kota Bogor saat ini memiliki program utama dalam mengatasi kemacetan, yakni pembenahan infrastruktur dan sarana serta prasarana transportasi yang ada," ujarnya.
Dia menambahkan, program pembenahan diantaranya penataan moda transportasi, optimalisasi terminal Baranangsiang, serta park and ride di Stasiun Sukaresmi yang akan dibangun.
"Kita optimistis 2017 penggunaan mobil pribadi di Kota Bogor dapat kita tekan jumlahnya," kata Usmar.
Kementerian Perhubungan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Darat merilis 11 kota macet di Indonesia.
Kota Bogor berada diperingkat kedua setelah Jakarta dengan tingkat kemacetan mencapai 15,32 km per jam dengan volume to capacity (VC) ratio 0,86. Sedangkan Jakarta 10-20 km per jam dan VC ratio 0,85.
Di posisi ketiga ditempati Tanggerang (22 km per jam) VC ratio 0,82. Bekasi di urutan keempat kota termacet dengan 21,86 km per jam dan VC 0,83, disusul Depok urutan kelima dengan 21,4 km per jam dan VC 0,83.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014