"Ngeri-Ngeri Sedap itu diambil dari frasa bahasa yang identik dengan Batak, sekaligus mewakili isi buku ini," ujarnya dalam acara bedah buku di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok, Rabu.
"Masalah-masalah hidup itu kelihatannya ngeri ya, tapi ketika sudah dihadapi akhirnya sedap juga," kata lulusan Teknik Industri Universitas Gadjah Mada itu.
Pemuda Batak berusia 24 tahun itu mengaku sempat kesulitan memasukkan hal-hal yang mengundang tawa dalam bahasa tulisan dalam buku setebal 206 halaman yang dia tulis.
"Kalau sudah begitu biasanya tulisannya saya diamkan dulu sambil saya mencari inspirasi," tutur Bene, yang sudah lama bercita-cita menulis buku dan mengaku sering mendapat inspirasi ketika sedang berada di kamar mandi.
Oleh Yashinta Difa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014