Dalam dialog Agripreneurs, rangkaian acara Pasar Minggu yang diinisiasi oleh TerimaKasih Petani, Hidden Park dan Agri-Hub di Taman Langsat Jakarta, Minggu, para pemuda tersebut mengaku senang menjadi petani dan menginginkan lebih banyak generasi muda yang terjun di bidang ini.
"Menjadi petani sangat menarik dan menyenangkan karena kita bisa banyak belajar tentang budaya," kata Eko Suroso (26) dari Kediri.
Lain lagi pendapat Rija Nurzaman (23) asal Bandung, menjadi seorang petani itu menyehatkan.
"Jadi petani itu sehat lho, tidak menghirup udara yang kotor, tidak terpaku oleh mumetnya perkotaan, bisa melihat pemandangan yang indah dan bisa melakukan aktivitas yang menyehatkan," katanya.
Duta lainnya, Susanto (27), dari Banjarnegara dengan jenis usaha gula kristal mengaku termotivasi menjadi petani karena lingkungannya yang kebanyakan seorang petani.
Sementara itu Muliana (34), perempuan asal Sulawesi Selatan ini mengaku tidak banyak perempuan di daerahnya yang terlibat dalam bidang pertanian.
"Hari demi hari jumlah petani di Indonesia berkurang khususnya para generasi muda dikarenakan anggapan kalau menjadi petani itu tidak keren, saya khawatir jika tidak ada yang mau jadi petani, apa pangan kita harus di impor dari luar?" ujarnya.
Tony Aditya (24) dari Jember yang menggeluti bidang bisnis pertanian atau lebih tepatnya marketing produk pertanian mengatakan bahwa peluang pertanian saat ini masih sangat besar sedangakan pesaing bisnis dalam bidang ini sangat sedikit.
"Kalau sekarang ngajakin anak muda jangan bayangin sawah, panas, bayangin duitnya dulu, mindset bisnis, karena produk pertanian kita sangat luas, ada produk pertanian yang dijual, lahan masih luas, tapi penggarapnya masih belum banyak," katanya.
"Saatnya generasi muda kembali turun, menangkap peluang, supaya kita jaya," tambahnya.
Selain mereka berlima, terdapat tiga duta petani muda lainnya, yakni Muhammad Ansori (35) dari NTB, Jullya Ramadana (23) asal Aceh dan Muhammad Tanfidzul Khoiri (21) dari Madiun .
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014