Mataram (ANTARA News) - Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram HM Kemal Islam mengatakan, angin kencang yang melanda ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat itu, Jumat (7/11) petang, mengakibatkan 11 pohon dan satu baliho di halaman kantor gubernur tumbang.Namun hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa akibat bencana angin kencang tersebut, dan semoga tidak akan ada,"
"Namun hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa akibat bencana angin kencang tersebut, dan semoga tidak akan ada," katanya di Mataram, Sabtu.
Dikatakannya, sebanyak 11 pohon yang tumbang itu sebagian besar berada di Jalan Catur Warga dan beberapa titik di enam kecamatan. Sementara satu unit baliho yang tumbang itu merupakan milik pemerintah provinsi yang berada di halaman kantor gubernur.
Menurutnya, begitu pihaknya mendapatkan laporan tentang pohon dan "billboard" tumbang, Dinas Pertamanan langsung mengerahkan sebanyak 45 pasukannya yang dibagi dalam tiga regu, dengan ketentuan satu regu 15 orang untuk melakukan proses pemotongan.
"Tujuannya, agar pohon-pohon yang tumbang itu tidak mengganggu arus lalu lintas, sedangkan untuk "billboard" sudah kita serahkan ke pihak provinsi, " katanya.
Kemal mengatakan, dalam upaya antisipasi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini, pihaknya telah melakukan perampingan terhadap pohon-pohon yang dianggap akan patah apabila datang angin kencang.
"Sebanyak 45 orang pasukan kami, terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan tim dari Badan Penggulangan Bencana (BPBD) dalam menghadapi cuaca ekstrem ini," katanya.
Begitu juga dengan berbagai jenis "billboard" dan papan reklame yang ada pada sejumlah titik di Kota Mataram, terus dilakukan pengawasan. Jika ditemukan "billboard" dalam kondisi yang sudah karatan dan mengkhawatirkan, pihaknya akan langsung mencari pemiliknya untuk diminta melakukan perbaikan.
"Upaya ini sudah jauh-jauh hari kami antisipasi, namun yang namanya musibah kita tidak bisa menghidar," katanya.
Terkait dengan itu, Kemal mengimbau kepada masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaanya baik saat berada di rumah maupun di luar rumah, mengingat cuaca ekstrem ini masih terus berlanjut beberapa bulan ke depan.
Pewarta: Nirkomala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014