Angka kematian ibu naik drastis

11 November 2014 14:56 WIB
Angka kematian ibu naik drastis
Dokumentasi sejumlah ibu hamil mengikuti pelatihan senam ibu hamil di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13//4). Senam yang diberi nama Yophhyta Maternal dan diikuti sekitar 500 orang ibu hamil ini bertujuan untuk menguatkan psikoloogis ibu hamil agar lebih mudah saat masa persalinan nanti. (ANTARA FOTO/Suryanto)

... kami masih akan menekannya menjadi nol kasus... "

Solo (ANTARA News)- Angka kematian ibu di Solo meskipun mengalami kenaikan secara drastis, tetapi tetap dibawah angka yang ditetapkan pemerintah provinsi maupun Pemerintah Pusat.

"Ya angka kematian ibu di Solo mengalami kenaikan 100 persen dari tiga kasus tahun 2013 meningkat menjadi enam kasus pada tahun ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) pemerintah Kota Surakarta, Siti Wahyuningsih, di sela-sela wisuda kelas ibu hamil di Pendopo Gedhe Balaikota Surakarta, Selasa.

Ia mengatakan data yang dihimpun dari DKK Pemkot Surakarta menyebutkan sebagian besar kasus kematian ibu disebabkan pre-eklamsia. Namun, DKK juga menemukan kasus pendarahan yang mengakibatkan ibu meninggal.

Dikatakan, pre-eklamsia, menjadi penyebab kematian utama pada ibu. Di tahun 2013 ada dua kasus dari tiga angka kematian ibu. Sedangkan sisanya, satu kasus kematian lainnya disebabkan pendarahan ketika melahirkan.

Sementara itu, pada tahun ini, dari enam kasus kematian ibu, lima di antaranya karena pre eklamsia dan sisanya karena pendarahan.

Meski demikian, ditegaskan angka itu masih jauh di bawah standar dari nasional (pemerintah pusat) dan Provinsi Jawa Tengah. "Solo sudah jauh dari angka kematian ibu. Tapi kami masih akan menekannya menjadi nol kasus," katanya.

Di sisi lain, angka kematian anak di Solo juga di bawah standar yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Dari 102 standar yang ditetapkan, hanya ada 69 kasus di Solo, katanya.

Ia mengatakan masih ada kasus kematian ibu dan bayi perlu ada penanganan sejak dini. Langkah yang diambil Pemkot yakni menyelenggarakan kelas hamil di masing-masing Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Kelas hamil itu dilaksanakan sebanyak 14 kali pertemuan serta dua jam setiap kelas. "Kelas tersebut memberikan pengetahuan kepada ibu hamil. Mengenai apa saja keluhan-keluhan dan cara mengatasinya. Jadi, kalau memang ibu hamil mengalami keluhan itu maka bisa langsung diatasi tanpa panik," katanya.

Pewarta: Joko Widodo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014