Pekanbaru (ANTARA News) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, Provinsi Riau menyita ribuan produk pangan dan minuman ilegal tanpa izin edar atau tidak terdaftar di BPOM RI.Ini menjadi bukti kerja kami selama ini dan tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat juga akan ada lagi produk pangan dan minuman ilegal yang akan disita."
"Berbagai produk makanan dan minuman itu disita dari beberapa tempat di Riau," kata Kepala BBPOM Pekanbaru Indra Ginting dalam jumpa pers di Pekanbaru usai menggelar operasi bersama Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TPBB) yang dipimpin Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo di Pekanbaru, Kamis.
Ginting mengatakan, pihaknya telah memeriksa sebanyak 16 sarana perdagangan dan ada empat tempat yang ditemukan menjual produk ilegal itu di Pekanbaru.
"Dari empat sarana itu, ada sebanyak 16 jenis produk pangan atau sebanyak 626 kemasan serta 9.400 kemasan berisikan minuman impor asal Malaysia diduga ilegal," katanya.
Ribuan kemasan produk makanan dan minuman ilegal tersebut diangkut dalam sebuah truk berukuran sedang dan kemudian dipamerkan oleh BBPOM kepada pers dan Tim TPBB.
"Ini menjadi bukti kerja kami selama ini dan tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat juga akan ada lagi produk pangan dan minuman ilegal yang akan disita," katanya.
Hal itu, menurut dia, karena BBPOM Pekanbaru juga sedang aktif menggelar razia ke sejumlah tempat di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau.
Sebelumnya bersama Tim TPBB yang dipimpin Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo, para pejabat BBPOM Pekanbaru juga telah berhasil mengamankan sejumlah produk pangan hasil industri rumah tangga yang mengandung zat berbahaya.
Dari sekitar 25 sample produk pangan di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru yang diuji dalam laboratorium, kata dia, ada enam sample yang terbukti mengandung formalin dan borak.
"Temuan ini bukan lantas menjadi indikator bahwa di Pekanbaru marak produk pangan home industri mengandung zat berbahaya. Ini hanya di satu titik di Pasar Pagi Arengka," katanya.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014