• Beranda
  • Berita
  • Warga siaga antisipasi dampak luapan Sungai Ciliwung

Warga siaga antisipasi dampak luapan Sungai Ciliwung

14 November 2014 15:05 WIB
Warga siaga antisipasi dampak luapan Sungai Ciliwung
Warga menyaksikan pengerukan endapan lumpur di aliran anak kali Ciliwung, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (1/9), untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir selama musim penghujan.(ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Warga Jakarta yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung siaga mengantisipasi kemungkinan air sungai meluap sampai ke permukiman selama musim penghujan.

Ketua RT 08/RW 08 Kampung Pulo, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, Sumbadi, memantau aliran air Sungai Ciliwung pada Jumat.

"Hari ini air sudah surut, tapi malam tadi air naik lagi sampai mata kaki orang dewasa dan menggenangi jalanan, yang sebelumnya air sampai betis orang dewasa," katanya.

"Kebanyakan warga menaikkan barang-barangnya di tempat lebih tinggi takut rusak, kan sudah pengalaman hadapi banjir," kata dia serta menambahkan warga sekitar sungai enggan pindah ke lokasi lain karena rata-rata rumah mereka sudah jadi semi permanen.

Syamsul, warga RT 03/RW 03 Gang V, Kampung Pulo, mengatakan jika air sungai meluap warga biasanya mendapat pemberitahuan melalui pengeras suara di masjid permukiman.

"Kalau luapan air memang malam baru naik. Biasanya warga dikasih tahu pakai pengeras suara di masjid," katanya sambil sibuk membersihkan air di rumahnya.

Sumbadi berharap pemerintah segera menyelesaikan pengerukan sungai supaya air sungai tidak meluap ke permukiman warga saat hujan turun.

"Targetnya katanya akhir November tahun ini, tapi sampai sekarang belum selesai. Alat berat saja masih ada di sungai," katanya.

Warga lain di RT 7/RW 3 Kampung Pulo, Sunandar (37), mengatakan dampak luapan air sungai pada musim hujan tahun ini sudah tidak separah tahun-tahun sebelumnya.

"Syukurlah ada pengerukan jadi banjirnya tidak separah tahun lalu, saya rasa sangat efektif adanya normalisasi ini, lumayan airnya naiknya tidak terlalu besar lagi," katanya

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Iskandar mengatakan upaya untuk menurunkan risiko banjir antara lain dilakukan dengan menambah pintu air di darah Manggarai dari dua pintu menjadi tiga pintu dengan kapasitas 507 meter kubik per detik.

Pintu air di Karet pun, ia melanjutkan, akan ditambah dari empat menjadi lima pintu yang bisa dialiri 724 meter kubik air per detik. "Supaya aliran ke laut menjadi cepat," tambah Iskandar.


Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014