"Akhir bulan ini sudh mulai diproduksi," ujarnya usai pemberian bantuan bagi pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabanjahe, Sumatera Utara, Sabtu.
Menurut Irwan, selama ini ampas atau sisa tumbuhan yang diolah menjadi jamu dan minuman energi tersebut belum dipergunakan secara maksimal.
Setelah melalui penelitian dan pengujian, menurut dia, diketahui berbagai ampas dari tumbuhan tersebut dapat dipadatkan dan diolah menjadi biomas.
"Biomas itu sudah coba digunakan untuk mesin pemanas dan pengering," katanya.
Dalam penelitian dan pengujian tersebut, dikemukakannya, biomas termasuk ramah lingkungan karena diolah dari bahan-bahan organik tumbuhan, seperti jahe, temulawak, daun cengkih, dan kunyit.
"Kita sudah tes, emisi gas buangnya bukan bahan beracun dan berbahaya atau B3," ujarnya.
Ia mengatakan, dari potensi bahan dari sisa pengolahan jamu dan minuman berenergi tersebut, pihaknya memperkirakan dapat menghasilkan biomas sekitar 40 ton per hari.
Sido Muncul akan menjual biomas yang ramah lingkungan tersebut dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat luas, yakni Rp1.000 per kilogram.
"Padahal kalau diperbandingkan, tiga kilogram biomas sama dengan sekilogram gas elpiji," demikian Irwan Hidayat.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014