Sleman (ANTARA News) - Gelaran "Ngayogjazz" 2014 yang berlangsung di Desa Wisata Brayut, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, memberikan ruang yang leluasa bagi ribuan penonton untuk berinteraksi langsung dan memilih musisi yang diinginkan.Ngayogjazz sejak pertama kali diadakan, selalu berupaya mendobrak pandangan tentang musik jazz di Indonesia, anggapan bahwa musik jazz adalah musik mewah yang hanya diperuntukan untuk kaum elit, dimentahkan di sini,"
Dalam gelaran tersebut lima panggung didirikan di kawasan desa wisata lereng Gunung Merapi yang menampakkan suasana alam perdesaan asri.
Festival jazz "Ngayogjazz" 2014 menampilkan 44 grup/musisi nasional dan lokal serta musisi dari sejumlah negara.
Beberapa nama yang tidak asing di dunia musik jazz seperti Dewa Budjana, Balawan Trio, Syaharani, dan Frau menjadi magnet tersendiri bagi ribuan penonton yang memadati setiap sudut Desa Wisata Brayut.
"Ngayogjazz sejak pertama kali diadakan, selalu berupaya mendobrak pandangan tentang musik jazz di Indonesia, anggapan bahwa musik jazz adalah musik mewah yang hanya diperuntukan untuk kaum elit, dimentahkan di sini," kata penggagas "Ngayogjazz" Djaduk Ferianto.
Menurut dia, "Ngayogjazz" dengan cara yang cenderung "nyleneh" mengubah musik jazz menjadi musik yang mudah diterima, murah, dan egaliter dalam arti bisa dinikmati siapa saja dan di mana saja bahkan di desa-desa.
"Tema Ngayogjazz 2014 ini adalah Tung tak tung jazz merupakan konsep yang diambil dari bebunyian yang dilisankan dan menggambarkan kegembiraan," katanya.
Djaduk mengatakan, 2014 merupakan tahun yang penat dengan gejolak politik di Indonesia.
"Tidak ada salahnya jika berhenti sejenak dengan segala aktivitas kemudian bergembira untuk melepas penat," katanya.
Ia mengatakan pagelaran "Ngayogjazz" 2014 juga berimbas pada perekonomian warga Brayut. Festival yang dihadiri belasan ribu penonton ini telah diserap dan dimaksimalkan oleh warga untuk menambah pendapatan.
Pengelola Desa Wisata Brayut Budi Utomo mengatakan pada 2012 kawasan ini juga pernah menjadi lokasi "Ngayogjazz". Pengalaman pertama tersebut membuat warga sekitar menyambut baik panitia yang kembali mengusulkan digelarnya Ngayogjazz di desa wisata tersebut.
"Warga dalam event ini membuat lahan ekonomi mulai dari parkiran hingga penjual makanan di sekitar lokasi," katanya.
Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014