"Kami miris waktu musim kemarau yang lalu, daerah yang sedianya berlimpah air, teriak kehabisan air. Sementara itu, ketika intensitas hujan tinggi, air melimpah ke mana-mana tanpa ada penampungan," kata relawan Komunitas Tandjoeng Oost Danoe Winarya, Senin.
Menurut Danoe, sumber mata air yang mestinya menjadi hak hidup masyarakat mulai terancam oleh komersialisasi dan privatisasi.
Sementara itu, air yang tercurah ke Ciliwung tercemar berat oleh limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah industri.
"Kami akan identifikasi sumber pencemar air sungai dan mendorong ditetapkannya regulasi perlindungan sumber air," kata Danoe.
Ekspedisi Perlindungan Sumber Mata Air ini juga bertujuan untuk sosialisasi dan konsultasi publik dalam hal konservasi air dan tanah serta sanitasi yang terus terpelihara agar masih dapat digunakan oleh generasi yang akan datang.
"Sumber air adalah area kawasan lindung yang memiliki sempadan hingga radius 200 meter. Selamatkan yang tersia," kata Danoe.
Menurut Danoe, kegiatan ini akan terus berlanjut dengan adanya pengawasan secara berkala.
Sebanyak delapan orang dari komunitas tersebut berangkat dari Cisarua,Bogor, Jawa Barat menuju Cianjur kemudian kembali lagi ke Bogor.
Setelah itu, lanjut Danoe, mereka akan menyusuri Sungai Ciliwung mulai dari Cilebut sampai Manggarai, Jakarta Selatan.***3***
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014