• Beranda
  • Berita
  • Hidung tersumbat bisa berulang bila penyebabnya tak dihindari

Hidung tersumbat bisa berulang bila penyebabnya tak dihindari

3 Desember 2014 21:05 WIB
Hidung tersumbat bisa berulang bila penyebabnya tak dihindari
Ilustrasi. (ANTARANEWS/Ardika)
Jakarta (ANTARA News) - Sebagian dari kita mungkin pernah mengalami hidung tersumbat, terutama di musim hujan seperti saat ini. Hanya saja, gangguan ini bisa saja terjadi berulang kali dalam satu minggu atau lebih apabila pencetusnya tidak dihindari.

"Sebaiknya, menghindari penyebabnya (hidung tersumbat karena bisa saja (hidung tersumbat) terjadi berulang kali dalam seminggu atau lebih," ujar dr. Rusdian Utama Roeslani, SpTHT-KL, dalam seminar media di Jakarta, Rabu.

Dia mengungkapkan, hidung tersumbat terjadi karena selaput lendir hidung yang membengkak, yang antara lain disebabkan karena rhinitis alergi atau flu. Flu dapat ditularkan melalui percikan, batuk, bersin, kontak dengan mereka yang sedang mengalami gejala flu atau dengan benda-benda lain yang tercemar virus influenza.

"Infeksi virus pada salesma menyerang saluran napas atas (hidung dan tenggorokan) dan pada umumnya tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya," kata dia.

Namun, gejalanya dapat membuat penderita merasa tidak nyaman. Pada umumnya, gejala flu terjadi pada hari kedua atau ketiga setelah infeksi vitus, berupa hidung tersumbat, bersin, hidung meler, nyeri pipi atau dahi, nyeri tenggorok, batuk, sakit kepala, rasa lelah dan kurang bertenaga.

Sementara itu, Rusdian melanjutkan, rinitis alergi merupakan reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang dianggap asing oleh tubuh. Pemicu alergi atau alergen, saat menyerang, tubuh mulai memproduksi antibodi jenis tertentu, yang disebut IgE, untuk mengikat alergen.

"Ikalan IgE dan alergen akan menyebabkan terlepasnya zat penyebab alergi yang disebut histamin. Histamin akan menimbulkan hidung meler, bersin-bersin dan hidung tersumbat," kata dia.

Menurut dia, beberapa jenis alergen penyebab rinitis alergi adalah alergen inhalan (terhisap melalui udara) dan alergen ingestan (makanan).

Contoh alergen inhalan adalah tungau, serbuk bunga, bulu binatang, kecoa, sedangkan alergen ingestan adalah cokelat, kacang, susu, dan sebagainya.

Rusdian mengungkapkan, seseorang yang mengalami rinitis alergi biasanya memiliki gejala-gejala seperti, sensitif pada zat (tungau, debu) sehingga menimbulkan gatal-gatal di hidung, mata, langit-langit mulut dan telinga. Kemudian, ia akan mengalami bersin-bersin 4-5 kali setiap paginya. Selain itu, penderita juga akan mengalami pilek dan bisa disertai sesak nafas.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014