"Tujuh lukisan saya ikut dipamerkan. Saya sudah menghasilkan lebih dari 150 lukisan," Noreen M. Flores, salah satu peserta pameran dan pendiri perkumpulan "Filipino Women for Art", mengatakan di Jakarta, Rabu.
Pameran itu memajang 50 lukisan karya Maria Lucia Sibuyo, Joy de Leon, Analyn Fumar, Maria Roselita Fernandez, Cean de Vries, Irish Carcia, Karina De Leon, Tess Pantoja, Tenette Peralta Racho, Joycelyn Armedi Enerio, Noreen M. Flores, Nonthe Ticoalu, dan Connie Nartates.
Seorang pelukis lainnya yang tinggal di Indonesia sejak 1991, Tess Pantoja mempunyai empat orang anak yang semuanya menjadi seniman. Ia biasanya melukis dengan menggunakan cat minyak, dan kini menghasilkan karya seni bergaya impresionis.
Noreen M. Flores, yang berprofesi sebagai penulis lepas dan pernah menjadi check-editor berita bahasa Inggris di LKBN Antara dari 1993 hingga 1999, tertarik untuk melukis karena dia menyukai bermain dengan cahaya dan warna. September lalu, ia mengadakan pameran lukisan solo di Beaux Art Gallery di New York, AS.
Tinggal di Jakarta sejak 1992 dan sering berkunjung ke Bali, Noreen banyak mendapat inspirasi dari budaya dan pemandangan alam Bali. Ia berharap suatu hari dapat tinggal di Bali karena ia sangat menyukai Pulau Dewata tersebut.
Sebagian besar lukisan yang dipamerkan ditawarkan kepada peminat dengan harga antara Rp1,1 juta hingga Rp30 juta.
Kedubes Filipina di Jakarta mencatat sekitar 4.000 anggota masyarakat Filipina yang tinggal di Indonesia saat ini.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014