Yogyakarta (ANTARA News) - Tim peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada membuat dan mengembangkan prototipe ring jantung atau stent untuk meningkatkan usia harapan hidup pasien penyakit jantung koroner.Fungsi ring jantung untuk memperlancar aliran darah di pembuluh darah, menghilangkan penyempitan, menghilangkan sumbatan, dan mengurangi kemungkinan nyeri dan serangan jantung,"
"Fungsi ring jantung untuk memperlancar aliran darah di pembuluh darah, menghilangkan penyempitan, menghilangkan sumbatan, dan mengurangi kemungkinan nyeri dan serangan jantung," kata anggota tim peneliti Hariadi Hariawan di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, penelitian itu digagas karena mahalnya harga ring jantung yang rata-rata produk impor dari luar negeri. Dengan harga ring jantung yang begitu mahal di pasaran, masyarakat miskin tidak akan mampu untuk mengakses.
"Ring jantung atau stent sangat berguna untuk mengurangi nyeri jantung dan meningkatkan harapan hidup manusia," katanya.
Ia mengatakan di pasaran ada beberapa jenis stent, di antaranya Bare Metal Stent (BMS), Drug Eluting Stent (DES), dan Bioabsorbablestent. Sampai saat ini tim FK UGM baru mengembangkan jenis BMS.
"BMS adalah stent yang terbuat dari metal yang dilapisi obat. Dari berbagai ukuran stent yang ada di pasaran, stent paling panjang berukuran 36 mm, paling kecil 2,25 mm, paling besar 4 mm," katanya.
Menurut dia, stent buatan tim FK UGM itu berdiameter 2 mm dengan panjang 20 mm. Pengembangan stent memerlukan waktu yang cukup lama.
"Harga prototipe stent buatan tim riset rekayasa biomedik UGM itu akan dijual dengan harga di bawah Rp9 juta. Harga tersebut masih dibawah harga stent impor yang mencapai di atas Rp20 juta," katanya.
Ia mengatakan pemasangan stent dilakukan melalui urat nadi tangan, dengan posisi pasien telentang. Stent kemudian dimasukkan melalui kateter menuju ke arah jantung.
Dari jantung, kateter akan masuk di pembuluh darah besar bagian bilik kiri. Setelah stent terpasang di dinding pembuluh darah maka pembuluh darah akan mengembang.
"Stent nanti akan menekan dinding pembuluh darah dan akhirnya melebar. Tindakan pemasangan stent merupakan tindakan nonbedah dengan tindakan menusuk bukan menyobek tubuh," katanya.
Menurut dia, stent akan terpasang selama hidup di tubuh manusia. Jika stent rusak maka pembuluh darah akan menyempit kembali yang akan menimbulkan rasa nyeri sehingga dibutuhkan pemasangan ulang.
"Kami optimistis produk ring jantung buatan tim FK UGM itu nanti bisa diterima dan diproduksi massal karena ring jantung banyak dibutuhkan," katanya.
Misalnya, di Rumah Sakit (RS) Harapan Kita Jakarta kebutuhan ring jantung mencapai 2.966 pada 2013, RS Sardjito Yogyakarta membutuhkan sebanyak 927 stent pada 2012 dan meningkat menjadi 1.147 stent pada 2013.
"Di RS Dr Sutomo Surabaya, kebutuhan ring jantung sebanyak 456 stent pada 2012 dan 929 stent pada 2013," katanya.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014