Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Popik Montanansyah saat kunjungan ke lokasi penutupan di Jakarta, Senin, mengatakan terdapat tiga perlintasan tanpa palang pintu di bawah jembatan layang (flyover) Rawa Buaya.
"Untuk mengurangi terjadinya kecelakaan tersebut, dua perlintasan akan ditutup, sedangkan satu perlintasan lagi, atas dasar pertimbangan akses masyarakat akan dipasang palang pintu perlintasan," ujarnya.
Popik menyebutkan berdasarkan data Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, pada 18 Juni 2014 terjadi dua kecelakaan di lokasi tersebut. Tiga hari sebelumnya, pejalan kaki terserempet menjelang masuk stasiun Rawa Buaya.
Dia menyebutkan terdapat 42 perlintasan sebidang di daerah Rawa Buaya di antara 600 perlintasan sebidang di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Popik menargetkan dalam lima tahun ke depan perlintasan sebidang bisa dihilangkan, yakni diganti dengan jalur yang lebih aman, seperti jalan layang atau jalan selam (underpass).
"Kita akan bertahap lima tahun ke depan sudah nol, setelah ini kita akan tutup juga di Tanjung Priok dan Ancol, kalau kurang dari 800 meter (perlintasan sebidang), kami tutup," tuturnya.
Popik mengatakan penutupan perlintasan tersebut merupakan kerja sama antara Dishub, Polres Jakarta Barat, Polsek Cengkareng, Satker, dan PT KAI.
Dia menambahkan penutupan perlintasan tersebut merupakan lanjutan dari sosialisasi yang telah dilakukan oleh Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub di Kantor Kelurahan Duri Kosambu, Jakarta barat pada 6 Desember 2014.
Setelah itu, lanjut dia, dilakukan peninjauan lapangan disertai dengan pemasangan spanduk di perlintasan Rawa Buaya dan pembagian brosur kepada warga sekitar.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014