"Tradisi Rebo Kasan sudah digelar secara turun temurun selama puluhan tahun dan sampai sekarang masih terjaga kelestariannya di Desa Air Anyir," kata Wakil Bupati Bangka, Rustamsyah di Sungailiat, Rabu.
Ia mengatakan, puncak tradisi ini diselenggarakan di salah satu masjid di desa itu dengan dikumandangkannya adzan, doa-doa dan menarik ketupat serta meminum air wafak yang telah dibacakan doa oleh sesepuh desa.
"Air Wafak diyakini sebagai air yang bersih dan dapat mendatangkan berkah karena didoakan sebelum diminum oleh masyarakat yang hadir pada perayaan itu," katanya.
Menurut dia, tradisi perayaan Rebo Kasan memberikan dampak positif terhadap masyarakat sebagai sarana untuk membangun silaturahim antarsesama warga.
"Saya minta tradisi Rebo Kasan yang mempunyai makna cukup baik dan berdampak positif bagi masyarakat maupun daerah ini tetap dijaga kelestariannya," ujar wakil bupati.
Tradisi Rebo Kasan, menurut dia, merupakan salah satu aset kekayaan budaya daerah peninggalan leluhur dan mampu memberikan dukungan bagi perkembangan wisata daerah.
"Rebo Kasan yang dirayakan tepat pada hari Rabu ini merupakan bentuk pengharapan masyarakat supaya mendapatkan keselamatan dalam menjalani hidup dan penuh dengan makna sosial dan budaya," katanya.
Dia menambahkan, pemerintah daerah tetap akan mendukung pelaksanaan tradisi budaya masyarakat karena memiliki aspek penting bagi pengembangan pembangunan sektor pariwisata.
Sementara Ketua panitia pelaksana Rebo Kasan, Abdurrahman mengatakan tradisi itu merupakan peninggalan leluhur melalui serangkaian doa bersama masyarakat sebagai lambang ikhtiar, menjalin ukhuwah islamiyah antarsesama dan melestarikan adatistiadat sebagai lambang seni budaya.
"Tradisi Rebo Kasan diharapkan menjadi nilai ibadah bagi kita serta mendukung pariwisata daerah dengan tetap mengedepankan citra positif yang aman dan ramah," katanya.
Pewarta: Kasmono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014