Lamongan (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan menilai dua tanggul Bengawan Solo di wilayah itu rawan banjir walau sempat dipertebal 10 meter karena masih sempat longsor.BMKG sudah mengeluarkan prediksi pada Januari dan Februari curah hujan akan sangat tinggi, karena itu jangan sampai menurunkan kewaspadaan."
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Lamongan Supandi di Lamongan, Jawa Timur, Selasa mengatakan dua tanggul yang rawan itu berada di Desa Karangwungu, Kecamatan Laren, serta di Dusun Melik, Desa Canditunggal, Kecamatan Kalitengah.
"Dua tanggul itu sudah disurvei Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo untuk kembali diperbaiki," katanya.
Selain itu, Supandi menyebutkan ada beberapa tanggul yang juga rawan karena ketinggiannya kurang ideal, seperti keberadaan tanggul di Desa Bedahan, Kecamatan Babat.
"Kalau peninggian tanggul kantong di Desa Bedahan Kecamatan Babat sudah dianggarkan pada 2015," katanya.
Dikatakannya, tanggul lainnya yang rawan dan sudah dilakukan perbaikan meliputi tanggul di Desa Keduyung, Siser, Bulutigo dan Mojoasem Kecamatan Laren.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Yuhronur Efendi sebelumnya memerintahkan jajarannya untuk terus meningkatkan kewaspadaan akan kemungkinan terjadinya bencana.
Ia mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan prediksi curah hujan di Lamongan yang bakal mencapai puncaknya pada Januari dan Februari 2015.
"BMKG sudah mengeluarkan prediksi pada Januari dan Februari curah hujan akan sangat tinggi, karena itu jangan sampai menurunkan kewaspadaan," katanya.
Ia mengatakan, perintah kewaspadaan dikeluarkan bukan hanya karena adanya prediksi curah hujan yang tinggi, namun juga adanya penurunan kapasitas palung sungai di Lamongan.
Ia menyebutkan kondisi kapasitas palung sungai di Lamongan saat ini tinggal menyisakan 50 mm perjam, kondisi ini separo dari kapasitas sebenarnya yang mencapai 100 mm per jam.
"Saat tanggul Kali Plalangan jebol pada Jumat dini hari lalu curah hujan di Kembangbahu mencapai 83 mm perjam. Sementara di Tikung curah hujan saat itu mencapai 83 mm per jam," katanya.
Ia mengatakan turunnya kapasitas palung sungai akibat adanya pendangkalan dan penyempitan oleh sedimentasi.
"Karena itu, Bupati Lamongan Fadeli secara keberlanjutan menganggarkan kegiatan pengerukan dan normalisasi sungai-sungai di Lamongan," katanya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014