"Kami tidak henti-hentinya mengimbau masyarakat yang tinggal di perbukitan dan pegunungan mewaspadai ancaman longsoran tanah karena curah hujan meningkat," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Sabtu.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten, selama sepekan ke depan curah hujan meningkat di wilayah Kabupaten Lebak. Hujan diperkirakan merata sepanjang hari dengan frekuensi sekitar 3--5 jam.
Selama musim hujan dengan intensitas ringan dan sedang, katanya, berpotensi bencana alam, seperti banjir dan longsor.
"Kami mengingatkan warga khususnya yang tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan agar meningkatkan kewaspadaan longsor," ujarnya.
Menurut dia, peringatan kewaspadaan ini guna mencegah korban bencana alam, terlebih wilayah Kabupaten Lebak topografinya perbukitan dan pegunungan.
Karena itu, masyarakat yang tinggal di daerah itu harus waspada memasuki musim hujan tersebut.
Mereka yang tinggal di daerah rawan longsor, katanya, jumlahnya cukup banyak, hingga ribuan keluarga.
"Kami menginstruksikan aparat camat, desa, dan relawan agar siap siaga untuk membantu evakuasi korban longsor," katanya.
Ia menyebutkan jumlah desa di Kabupaten Lebak yang masuk kategori rawan longsor tercatat 42 desa di Kecamatan Banjarsari, Rangkasbitung, Cileles, Bayah, Cikulur, Cimarga, Sobang, Cibeber, Cilograng, dan Sajira.
Sementara itu, curah hujan kapasitas ringan melanda wilayah Kabupaten Lebak sejak pukul 05.30 WIB dan hingga berita ini diturunkan hujan masih berlangsung sehingga berpotensi ancaman longsor.
Pewarta: Mansyur
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014