Yordania yang menjadi satu-satunya negara Arab dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB (lima di antaranya anggota tetap), mengatakan anggota DK PBB mesti punya waktu lebih banyak lagi untuk merundingkan soal Palestina itu.
Kegagalan ini sendiri sudah diprediksi lama karena Amerika Serikat kabarnya tak ingin resolusi itu disetujui sebelum Pemilu Israel pada Maret nanti.
Palestina sendiri kecewa atas kegagalan DK PBB dalam mengadopsi resolusi mengenai seruan penarikan mundur Israel dari Tepi Barat dan Yerusalem Timur, selain usul menjadikan Yerusalem sebagai ibukota bersama Israel dan Palestina ini.
Kendati gagal, Palestina berterimakasih kepada negara-negara yang telah "ya" untuk resolusi itu.
Pengamat Palestina di PBB Riyad Mansour berterimakasih kepada negara-negara yang telah mendukung Palestina seraya menggarisbawahi parlemen-parlemen Eropa yang belakangan menyerukan pengakuan Negara Palestina.
"Sangat disesalkan Dewan Keamanan tetap saja lumpuh," kata Mansour seperti dikutip Reuters.
Untuk meloloskan sebuah resolusi, maka resolusi itu membutuhkan persetujuan sembilan dari 15 negara anggota DK PBB.
Kubu Afrika dan Eropa terbelah menyikapi resolusi itu.
Dari Eropa, Prancis dan Luxembourg mendukung resolusi itu, namun Inggris dan Lithuania malah absen. Sedangkan dari kubu Afrika, Chad menyatakan "ya" namun Rwanda dan Nigeria abstain, demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014