Jakarta (ANTARA News) - Festival Film Disabilitas (FFDIS) kembali digelar di Yogyakarta untuk kedua kalinya sebagai bagian dari upaya membawa difabel sebagai isu arus utama di Indonesia.Sejumlah karya film yang mengangkat tema difabilitas itu cukup membantu memberi pandangan tentang kehidupan para difabel di Indonesia, tentu dalam sudut pandang yang beragam,"
"Sejumlah karya film yang mengangkat tema difabilitas itu cukup membantu memberi pandangan tentang kehidupan para difabel di Indonesia, tentu dalam sudut pandang yang beragam," kata Direkur FFDIS Pambudi lewat siaran persnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan FFDIS edisi kedua (FFDIS) kali ini menampilkan kategori film dokumenter dan juga film fiksi yang diperlombakan.
Terdapat 29 karya film, baik dokumenter maupun fiksi turut serta memeriahkan FFDIS.
"Yang menarik, beberapa film itu adalah karya pelajar dari berbagai SMU/SMK di Indonesia," kata dia.
Karya film di FFDIS, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk membantu kampanye pemenuhan hak-hak kelompok difabel di Indonesia.
"Beberapa film, khususnya kategori film fiksi, masih menjadikan difabel hanya sebagai obyek film dan terkesan sangat mendramatisir. Namun demikian, penyelenggara FFDIS sangat mengapresiasi karya-karya film tersebut sebagai cara baru mendekatkan isu difabilitas pada publik," katanya.
Lebih lanjut, Pambudi mengatakan ada beragam cara pandang terhadap difabel dalam film yang sertakan di FFDIS. Hal itu menunjukan representasi pandangan masyarakat secara terhadap difabel yang masih menjadikan difabel sebagai entitas yang berbeda.
Beragam film tentang difabilitas sendiri sengaja diputar di berbagai kota sebelum digelarnya acara penganugerahan dalam FFDIS.
Penyelenggara FFDIS bekerjasama dengan berbagai komunitas film di berbagai kota seperti di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Kegiatannya dengan menggelar pemutaran film sejak tanggal 1 Desember 2014 yang nantinya disertakan dalam FFDIS.
"Tujuannya untuk memperluas isu difabilitas sekaligus menjaring input kritik atas karya film tersebut," katanya.
Pada tanggal 7 Januari 2015, FFDIS akan menggelar malam penganugerahan atas karya film yang diikutkan dalam FFDIS di Lembaga Indonesia Prancis (LIP) Yogyakarta mulai pukul 19.00 WIB.
Sejumlah pihak penentu kebijakan dan aktivis difabel rencananya akan hadir untuk terlibat dalam acara talkshow untuk mendiskusikan aksesibiltas publik bagi difabel di Indonesia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015