"Kapal nelayan KM Buah Hati dengan kapasitas lima gros ton dengan alat tangkap mayang mengalami pecah di depan mulut muara Air Kantung akibat hantaman gelombang air laut yang mencapai ketinggian tiga meter," kata Ketua DPC HNSI Kabupaten Bangka, Ratno Daeng Mapiwali di Sungailiat, Rabu.
Ia mengatakan, kejadian bermula saat kapal nelayan itu hendak pulang dari melaut dua hari lalu, namun pada saat mendekati pelabuhan kapal yang di nahkodai Nadir dan empat anak buahnya tidak dapat masuk akibat pendangkalan atau penyempitan alur muara Air Kantung.
"Terpaksa nahkoda kapal bermalam di mulut muara, dan pada pagi hari tali jangkar putus dan kapal dalam kondisi pecah akibat hantaman gelombang," kata Ratno Daeng Mapiwali.
Dengan kejadian tersebut, lanjutnya, nahkoda dan empat anak buah kapal selamat namun ikan hasil tangkapan di laut selama dua hari sebanyak 150 kilogram hilang dan pemilik kapal mengalami kerugian mencapai seratus juta.
"Saya menyelesalkan pihak berwenang yang tidak segera melakukan pengerukan alur muara Air Kantung yang dangkal dan menghambat kapal nelayan, baik masuk maupun keluar hendak kelaut, bahkan dengan pendangkalan itu pula sudah beberapa jumlah kapal yang mengalami kecelakaan," katanya.
Dia mendesak kepada pemerintah daerah, agar segera melakukan tindakan cepat melakukan pengerukan sebelum korban dari pihak nelayan bertambah akibat pendangkalan tumpukan pasir di muara itu.
"Saya juga imbau seluruh nelayan agar waspada jika keluar masuk muara karena tumpukan pasir yang dapat mengakibatkan kecelakaan kapal, begitu pula mewaspadai angin kencang yang disertai gelombang pasang saat melakukan aktivitas penangkapan ikan di laut," katanya.
Pewarta: Kasmono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015