"Kurangnya edukasi (pada masyarakat) soal kasus kanker bisa menyulitkan penanganan, lalu obat-obatan untuk leukimia yang masih jarang tersedia," kata Kepala Staf Medik Fungsional Anak RS Kanker Dharmais, dr. Haridini Intan S. Mahdi, SpA, saat ditemui di RS Kanker Dharmais, Kamis.
Dia mengatakan kedua jenis obat ini, yakni methotrexate oral dan merkaptopurin ini mulai jarang tersedia sejak dua tahun belakangan.
Penyebabnya tak lain ada di produsen obat.
"Pabriknya itu dulunya di Belanda, tapi karena terbakar akhirnya pindah ke Eropa Timur. Itu yang kemudian menjadi ganjalan untuk bisa masuk ke sini," kata dia.
Menurut dia, pada tahun 2015 ini, pemerintah sebetulnya menjanjikan obat-obatan tersebut masuk dalam Formularium Nasional atau Fornas, yaitu suatu daftar penyediaan jenis dan harga obat yang menjadi acuan untuk pelayanan kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Sampai sekarang belum ada di Fornas, padahal pasien leukemia ini tidak bisa terus-terusan menunggu. Untungnya ada beberapa yayasan yang peduli dengan pasien kanker, membantu mendatangkan obat untuk pasien," kata dia.
Penatalaksanaan utama dari leukemia adalah kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker. Selain itu juga dibutuhkan pengobatan pendukung dengan pemberian obat-obatan oral.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015