Dapur Cokelat hadir di Kota Bogor

26 Januari 2015 03:58 WIB
Dapur Cokelat hadir di Kota Bogor
Pekerja melakukan 'finishing' bolu cokelat di Dapur Cokelat Menteng, Jakarta, Selasa (7/2). Menjelang perayaan hari kasih sayang (Valentine) permintaan cokelat di gerai tersebut selalu meningkat rata-rata 30 persen dengan variasi harga berkisar Rp5000 hingga Rp 150 ribu untuk berbagai varian cokelat. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)

....Kita menggunakan 70 persen bahan baku lokal, sisanya kita impor. Semua kreasi cokelat yang diproduksi di Dapur Cokelat adalah karya original karyawan lokal kami."

Bogor (ANTARA News) - Dapur Cokelat membuka gerai yang ke-17 di Kota Bogor, Jawa Barat, terletak di Jalan Padjajaran.

"Toko ini menyediakan beragaman kreasi cokelat karya anak negeri. Kita menggunakan 70 persen bahan baku lokal, sisanya kita impor. Semua kreasi cokelat yang diproduksi di Dapur Cokelat adalah karya original karyawan lokal kami," kata pendiri Dapur Cokelat Ermey Triniarty, di Bogor, Minggu.

Ermey mengatakan, hampir 11 gerai yang dimilikinya dari 17 cabang Dapur Cokelat mempekerjakan karyawan lokal setempat yang telah dilatih dan diikutkan kursus mendekorasi dan merancang pembuatan cake cokelat berbagai model.

Beragam kreasi cokelat yang dihasilkan toko cokelat ini, seperti cake cokelat, hot cokelat, hingga snack cokelat.

Setiap hari, tim kreatif Dapur Cokelat membuat aneka cokelat dengan berbagai tema, mulai dengan tema tokoh film kartun terkenal seperti Frozen, Minion, Hero 6, Transformer, hingga Shoun The Sheep.

"Kami juga menerima pesanan cokelat untuk ulang tahun, maupun kelahiran anggota baru, bisa bentuk wajah yang memesan, atau sesuai keinginan konsumen," katanya.

Sebagai pengusaha yang sudah 14 tahun mendirikan Dapur Cokelat, Ermey sudah memiliki 11 gerai yang tersebar di sejumlah daerah Jakarta, Surabaya, Jakarta, dan Depok.

Ia juga memperkerjakan sekitar 300 karyawan yang direkruit dari warga lokal tempat masing-masing gerai cokelat berada.

Menurut Ermey, sebagai pebisnis lokal, ia siap bersaing dengan toko-toko cokelat asal luar negeri yang sudah memiliki cabang di Tanah Air.

Dengan mengusung konsep dapur, Dapur Cokelat menghadirkan suasana toko yang menjadikan dapur sebagai pemanis ruangan, serta terdapat kursi kafe di mana pengunjung dapat menikmati cokelat dalam suasana segar dan santai.

Pendirian Dapur Cokelat berawal dari kecintaan Ermey kepada cokelat, dan kesenangannya membuat kue yang didapat dari sang ibu.

Walau tidak bisa menyelesaikan kuliah di jurusan Agribisnis IPB, Ermey fokus memulai usahanya membuka toko cokelat dengan modal Rp100 juta dari sang ibu.

Keterbatasan modal untuk membuat toko cokelat yang dapat menarik pembeli, menimbulkan ide memanfaatkan peralatan dapur bekas yang sudah tidak terpakai sebagai penghias tokonya.

"Maka namanya Dapur Cokelat, karena dirancang seperti suasana dapur, di mana saya memajang panci bolong, sendok pengaduk yang patah, botol-botol bekas, dan peralatan dapur yang saya punya selama membuat kue," katanya.

Ermey mengatakan kehadiran Dapur Cokelat di Kota Bogor dapat memanjakan pelanggannya dan penyuka cokelat di Kota Hujan untuk bisa menikmati langsung tanpa harus ke Jakarta.

Hari pertama buka, Dapur Cokelat ramai dikunjungi pencinta cokelat dan pelanggan setianya, termasuk Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan istri yang mendapatkan hadiah Cokelat 1.000 angkot.

Sebagai apresiasi bagi warga Kota Bogor, tim kreatif Dapur Cokelat membuat Kujang dan Tugu Kujang setinggi 2 meter dari 100 persen cokelat yang menghabiskan 150 kg cokelat.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015