Aziil Anwar dari Majene, Sulawesi Barat, mendapat penghargaan Prakarsa Lestari Kehati atas usahanya dalam merehabilitasi mangrove di desanya.
Penghargaan kategori Pendorong Lestari Kehati diberikan kepada Januminro dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang membuat model pengelolaan hutan gambut berbasis hak milik.
Lalu ada Achmad Subagio dari Jember, Jawa Timur, yang menerima penghargaan Cipta Lestari Kehati karena upayanya mengelola sumber pangan lokal di lahan-lahan marjinal.
Sementara Agustinus Sasundu dari Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, mendapat penghargaan Citra Lestari Kehati atas usahanya memanfaatkan bambu untuk alat musik tradisional.
Penghargaan juga diberikan kepada kelompok dan perusahaan. Kelompok Studi Ekosistem Manggrove Teluk Awur (KESEMAT) dari Semarang, Jawa Tengah, mendapat penghargaan Tunas Lestari Kehati atas usahanya melakukan kampanye dan konservasi mangrove di Teluk Awur, Jepara.
CV Arum Ayu dari Tangerang Selatan, Jawa Barat, menerima penghargaan Peduli Lestari Kehati untuk keseriusan mereka dalam mempromosikan pangan lokal melalui produk-produk makanannya.
Ketua Dewan Juri Kehati Award Eko Baroto mengatakan penilaian penerima penghargaan cukup sulit dan melewati perdebatan panjang.
"Jadi kami membuat beberapa kriteria, seperti orisinilitas dan dampaknya," kata Eko yang juga peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kehati Award sudah diberikan sejak 2000 dan sebanyak 29 orang telah menerima penghargaan tersebut.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015