Kasus demam berdarah di Jakarta menurun

30 Januari 2015 20:38 WIB
Kasus demam berdarah di Jakarta menurun
ilustrasi Fogging DBD Petugas melakukan "Fogging" atau pengasapan untuk pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypty di Kelurahan Kampung Baru, Pariaman, Sumbar. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan bulan Januari tahun ini kasus demam berdarah berada di angka yang paling rendah dari  beberapa tahun belakangan dari periode yang sama.

"Saat ini tanggal 1 sampai 26 Januari ada 149 kasus, tidak ada yang meninggal," kata Koesmedi saat menghadiri bincang-bincang "Aksi Anti Kuman Wipol", di Jakarta, Jumat (30/1).

Periode Januari tahun lalu, lanjut Koesmedi, Dinas Kesehatan mencatat ada 865 kasus demam berdarah.

Koesmedi menjelaskan angka itu menurun karena perilaku hidup bersih dan sehat serta pemberantasan sarang nyamuk sudah berjalan dengan sangat baik.

Ia mengatakan kegiatan tersebut berkaitan dengan target menuju Jakarta bebas demam berdarah pada tahun 2020.

Tetapi, lanjut dia, untuk benar-benar bebas demam berdarah menurut dia cukup sulit. Paling tidak, lanjut dia, demam berdarah terkendali.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan agar demam berdarah terkendali antara lain yaitu segera mengobati pasien agar tidak menimbulkan kematian dan mengajarkan pola hidup bersih dan sehat.

"Angka memang bisa turun kalau semua dilakukan dengan baik," kata dia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama menyatakan, Selasa (6/1), kasus demam berdarah dengue sering mengalami peningkatan pada bulan Januari.

Pada 2014 hingga pertengahan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, 641 di antaranya meninggal dunia.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (2013) dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 orang.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015