• Beranda
  • Berita
  • Komunitas di Bandung deklarasikan "Bulan Cinta Inggit Garnasih"

Komunitas di Bandung deklarasikan "Bulan Cinta Inggit Garnasih"

2 Februari 2015 09:31 WIB
Bandung (ANTARA News) - Sejumlah komunitas di Kota Bandung mendeklarasikan Hari Kelahiran Almarhum Ibu Inggit Garnasih ke-127 dalam rangka mengenalkan dan mengenang perannya yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan Ir Soekarno.

"Tujuanya supaya generasi muda lebih mengenal dan mencintai sosok Ibu Inggit serta lebih mendalami sejarah," kata Koordinator Deklarasi Cinta Ibu Inggit Garnasih, Gatot Gunawan di Bandung, Senin.

Deklarasi Bulan Cinta Ibu Inggit Garnasih itu digelar di kawasan Car Free Dago Kota Bandung pada Minggu (1/2) oleh Kelompok Anak Rakyat, Masyarakat Pencak Silat, Lingkung Seni Reak Tibelat, Komunitas API Bandung, Komunitas Iket Ki Baraya, Bumi Adat Gotra Binekas dan Komunitas Nyusur History Bandung.

Ia menyebutkan aksi deklarasi itu sebagai penghormatan dan mengenalkan sosok Ibu Inggit yang layak dijadikan inspirasi bagi wanita Indonesia.

"Berharap generasi muda khususnya kaum wanita untuk mengenang jasa Ibu Inggit dan mampu meneladani sikap dan perjuangannya," katanya.

Inggit Garnasih merupakan pendamping Soekarno yang mempunyai prinsip dan sudah tahu resiko yang dihadapi serta rela berkorban.

Ibu Inggit yang rumah tinggalnya dijadikan museum itu adalah sosok yang ikut berperan dan membentuk Ir Soekarno menjadi seorang pemimpin bangsa. Ia ikut ke sejumlah tempat pengasingan saat Ir Soekarno dibuang oleh pemerintah kolonial Belanda.

"Momen itu untuk mengingat siapa dan bagaimana Ibu Inggit dalam kiprahnya mendampingi Soekarno. Ketika kita membicarakan Soekarno tidak akan lepas dengan Inggit, serta perjuangannya dulu ketika masa sulit," kata Cucu Ibu Inggit Garnasih Tito Asmara Hadi.

Menurut dia ketika mendampingi Soekarno banyak suka dan dukanya, bahkan lebih banyak dukanya dalam kehidupan rumah tangga.

Ia mengatakan generasi muda untuk tida pernah melupakan sejarah, karena masa lalu, masa sekarang dan masa depan merupakan rentetan waktu yang tak bisa dipisahkan.

"Sosok Ibu Inggit tenggelam di masyarakat, dengan adanya kegiatan seperti ini bisa membangkitkan kembali sosok dan perjuangannya di masyarakat," katanya menambahkan.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015