"Penelitian ini juga bertepatan dengan terjadinya siklus lima tahunan penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada Januari hingga April 2015," kata peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) Fakultas Kedokteran UGN dr Eggi Arguni, Senin.
Dari data di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tren DBD selalu mengalami peningkatan.
"Pada 2015 bertepatan dengan siklus lima tahunan penyakit DBD diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah kasus yang signifikan," katanya.
Ia mengatakan terkait siklus lima tahunan ini, Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta melalui kegiatan "Eliminate Dengue Project" (EDP) sedang mengembangkan pendekatan alami guna menanggulangi wabah DBD dengan metode yang dinamakan Wolbachia.
"Wolbachia merupakan bakteri alami yang disuntikkan ke telur nyamuk Aedes Aegypti. Virus ini nantinya akan mampu mengurangi kemampuan nyamuk Aedes Aegypti untuk menularkan virus dengue pada manusia," katanya.
Eggi mengatakan pola penyuntikan bakteri Wolbachia ini dirasa tepat, karena meski nyamuk Aedes Aegypti yang telah terkontaminasi bakteri tersebut tidak akan memberi dampak kepada manusia saat nyamuk tersebut menggigit manusia.
"Bakteri Wolbachia ini tidak mampu hidup di sel tubuh manusia, bahkan dari hasil penelitian di dua wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, 80 hingga 90 persen mampu menekan replikasi virus dengue," katanya.
Ia mengatakan, diharapkan dalam jangka panjang pengendalian DBD dengan metode Wolnachia mampu menjadi salah satu alternatif pengendalian DBD.
"Kami juga berencana memperluas area penelitian untuk memastikan efektibilitas metode Wolbachia untuk mengurangi DBD pada manusia," katanya.
Pewarta: Victorianus SP
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015