Dalam taklimat harian di Markas Besar PBB di New York, Senin (2/2), Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan keterangan itu mengutip data korban jiwa paling akhir dari Misi Bantuan PBB di Irak (UN Assistance Mission in Iraq/UNAMI).
"Jumlah warga sipil yang tewas 790 orang dan jumlah warga sipil yang cedera mencapai 1.469 orang," kata Dujarric sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.
"Baghdad adalah Gubernuran yang paling terdampak, dengan 1.014 korban jiwa sipil," tambah dia.
Situasi keamanan di Irak telah memburuk secara drastis sejak Juni, ketika bentrokan berdarah berkecamuk antara pasukan keamanan Irak dan ratusan anggota faksi fanatik Negara Islam (Islamic State/IS), yang sebelumnya dikenal dengan nama Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS)
Militan merebut kekuasaan atas Kota Mosul di Irak Utara dan belakangan merebut banyak wilayah setelah pasukan keamanan Irak meninggalkan pos mereka di Nineveh dan provinsi lain yang kebanyakan warganya penganut Sunni.
Sebelumnya, satu laporan PBB menyatakan 2014 telah menyaksikan kerusuhan paling parah selama bertahun-tahun, mengakibatkan sedikitnya 12.282 warga sipil tewas dan 23.126 orang lagi cedera, menjadikan 2013 sebagai tahun paling mematikan sejak meletusnya kerusuhan sektarian pada 2006-2007.
Pada Jumat (30/1), petempur IS menyerang pasukan Kurdi di kota Kikruk, Irak Barat-daya, sementara bom di Kirkuk, Bagdad, Samarra dan Ramadi menewaskan setidaknya 27 orang.
Kelompok garis keras itu sering terlibat baku-tembak dengan pasukan keamanan Irak dan anggota milisi Syiah lebih jauh ke selatan dan barat, tetapi serangan di Kirkuk dan sekitarnya, yang dikuasai suku Kurdi jarang terjadi.(Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015