Jakarta (ANTARA News) - Praktisi komunikasi Muhammad Rahmat Yananda mengatakan "branding" atau penguatan identitas daerah sangat efektif untuk membangun kawasan tersebut.Penguatan kota, kabupaten, dan provinsi tidak dapat dipisahkan dari kepaduan identitas daerah dan identitas pemimpin,"
"Penguatan kota, kabupaten, dan provinsi tidak dapat dipisahkan dari kepaduan identitas daerah dan identitas pemimpin," kata Rahmat di Jakarta, Selasa.
Kedua identitas tersebut bila menyatu akan membentuk merk yang kuat baik untuk mendapatkan posisi maupun citra suatu kota, kabupaten maupun provinsi.
Identitas daerah yang kuat akan membantu seluruh pemangku kepentingan baik itu warga, jajaran pemerintah, wirausahawan, investor, pemerintah daerah lainnya melihat arah dan kebijakan pembangunan suatu daerah dan merespons dengan baik.
"Calon pemimpin maupun pemimpin daerah yang tengah menjabat di suatu kota, kabupaten, dan provinsi harus paham identitas daerah masing-masing. Identitas daerah yang dimaksud adalah identitas yang berdaya saing," tambah dia.
Sebelumnya, Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi UI (LPEM FEUI) bersama konsultan komunikasi dan riset media Makna Informasi meluncurkan "Position Paper Branding" di Kantor LPEM FEUI, Salemba, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Perpaduan identitas daerah dan gaya kepemimpinan yang sesuai merupakan langkah awal pembentukan identitas/merk suatu daerah.
"Identitas yang berdaya saing mampu menempatkan daerah dalam posisi unik dan berbeda dengan daerah-daerah lainnya," kata dia.
Kepemimpinan menjadi elemen penting untuk membangun merek suatu daerah. Pemimpin yang memiliki kebijakan dan program yang memadukan identitas daerah dan pemimpin mampu membangun merk tempat yang kuat. Misalnya merk Kota Bandung dan Kota Surabaya.
"Bandung memang dikenal banyak pihak, tetapi Wali Kota Ridwan Kamil mampu mengantarkan brand Bandung sebagai kota kreatif," ungkap Rahmat.
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015