Jakarta (ANTARA News) - Industri biomassa hulu-hilir menjadi salah satu sektor strategis yang harus dikembangkan untuk mendorong kemandirian ekonomi, kata pengamat kehutanan dari Universitas Lampung (UNILA) Muhajir Utomo di Jakarta, Selasa.Kelapa sawit adalah produk unggulan kita di dunia, tapi tampaknya pemerintah sekarang belum memiliki arah yang jelas tentang pengembangan kelapa sawit ini."
"Strategi pembangunan harus diprioritaskan pada sektor-sektor yang strategis seperti biomassa yang berasal dari sawit dan akasia," ujarnya.
Biomassa sendiri merupakan tumbuhan atau bagian-bagiannya seperti bunga, biji, buah, daun, ranting, batang, akar, termasuk tanaman yang dihasilkan oleh kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan tanaman (HTI).
Pengembangan industri biomassa hulu dan hilir secara berkelanjutan, menurutnya, berdampak positif baik untuk aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Muhajir menjelaskan dari segi ekonomi industri biomassa dapat menciptakan lapangan kerja terutama di pedesaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang akan berdampak langsung pada meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial.
"Sedangkan dari segi lingkungan, luas kebun biomassa yang ada di Indonesia berpotensi mengurangi pemanasan global sampai 26 persen pada 2025," tuturnya.
Sebagai contoh, katanya, kelapa sawit mampu menyerap karbondioksida sampai 10 kali dan melepas oksigen 8-10 kali dibandingkan tanaman setahun di daerah subtropik.
Menurut Muhajir, yang menjadi masalah saat ini adalah lemahnya industri hilir berbasis biomassa terutama di pedesaan.
"Maka yang harus dilakukan oleh pemerintah saat ini sesuai dengan poin ketujuh dalam Nawacita adalah membangun pusat keunggulan berbasis keunggulan wilayah, misalnya Sumatera sebagai pusat keunggulan biomassa dan energi," tuturnya.
Selain itu pemerintah juga harus mendukung dengan ketersediaan infrastruktur seperti jalan trans Sumatera, rel kereta api antarprovinsi di suatu pulau, penerbangan antarpulau, jaringan irigasi, dan pasokan listrik yang memadai.
"Hal ini dilakukan untuk mengatasi kesenjangan antar daerah dan disparitas harga barang," ujarnya.
Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengemukakan hal serupa bahwa Indonesia perlu memprioritaskan pengembangan produk-produk unggulan diantaranya kelapa sawit.
"Kelapa sawit adalah produk unggulan kita di dunia, tapi tampaknya pemerintah sekarang belum memiliki arah yang jelas tentang pengembangan kelapa sawit ini," ujarnya.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015