• Beranda
  • Berita
  • Ratusan hektare tanaman padi di Pekalongan terancam gagal panen

Ratusan hektare tanaman padi di Pekalongan terancam gagal panen

7 Februari 2015 11:15 WIB
Ratusan hektare tanaman padi di Pekalongan terancam gagal panen
Ilustrasi-Petani terpaksa memanen lebih awal tanaman padi yang terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Solo di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Selasa (17/12). (ANTARA FOTO/Aguk Sudarmojo)
Pekalongan (ANTARA News) - Ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terancam gagal panen karena terendam banjir.

Camat Sragi Edi Sutanto di Pekalongan, Sabtu, mengatakan bahwa hujan deras yang melanda Pekalongan dalam beberapa hari terakhir ini mengakibatkan talud sungai Winong jebol dan merendam lahan pertanian serta permukiman penduduk.

"Banjir yang melanda Kecamatan Sragi mengakibatkan sekitar 206 hektare lahan sawah terendam banjir dan petani merugi mencapai sekitar Rp247 juta," katanya.

Menurut dia, lahan persawahan yang terendam banjir tersebut, antara lain Desa Purwodadi, Klunjukan, Gebangkerep, dan Desa Tegalontar.

Sedang tanggul sungai Winong yang jebol, kata dia, kini masih dalam perbaikan swadaya masyarakat.

Ketua Kelompok Tani Randu Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Abdul Manan mengatakan lahan tanaman padi yang masih berusia sekitar dua minggu milik dirinya seluas satu hektare terendam banjir.

"Tanaman padi itu sudah kami semai tetapi kini terendam banjir dengan ketinggian sekitar 40 sentimeter," katanya.

Menurut dia, tanaman padi yang terendam banjir diperkirakan akan membusuk karena terlalu lama terendam air akibat jebolnya talud sungai Winong.

"Satu hektar-nya ada enam iring, sedang satu iring biayanya Rp1,5 juta per hektare. Itu hanya milik saya sedang kerugian itu juga diderita oleh petani lainnya," katanya.

Kepala Dinas PSDA dan ESDM Kabupaten Pekalongan, Bambang Pramukanto, mengatakan masih ada beberapa titik talud yang rawan jebol sehingga masyarakat diimbau waspada kemungkinan terjadinya banjir.

Sejumlah talud sungai yang rawan jebol, selain talud sungai Winong, adalah bokong semarjika debit air tinggi. Meski talud bokong semar sudah diluruskan aliran sungainya tetapi masih rawan jebol," katanya.

Pewarta: Kutnadi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015