• Beranda
  • Berita
  • PM Jepang janji selesaikan sengketa pulau dengan Rusia

PM Jepang janji selesaikan sengketa pulau dengan Rusia

7 Februari 2015 17:14 WIB
PM Jepang janji selesaikan sengketa pulau dengan Rusia
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berbicara saat kampanye Hari Teritorial Utara untuk menyerukan kepada Rusia agar mengembalikan wilayah kepulauan yang dikenal dengan nama Teritorial Utara di Jepang atau Kuriles Selatan di Rusia, di Tokyo, Jepang, Sabtu (7/2). Spanduk di belakang Abe bertuliskan "Kembalikan empat pulau utara". (REUTERS/Yuya Shino )
Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Sabtu berjanji menyelesaikan masalah dengan Rusia terkait sengketa atas sederetan pulau, dan menandatangani perjanjian perdamaian dwipihak, yang tertunda sejak Perang Dunia II.

Hubungan pemerintah Rusia dengan Jepang tegang beberapa dasawarsa akibat sengketa kepemilikan empat pulau Pasifik di dekat pantai utara Jepang, yang dikenal sebagai Kuril Selatan di Rusia dan Wilayah Utara di Jepang.

"Seperti yang telah saya setujui dengan (Presiden Rusia Vladimir) Putin, suatu hal tak lazim jika Jepang dan Rusia belum menyimpulkan perjanjian perdamaian," kata Abe dalam pertemuan tahunan di Tokyo untuk menuntut pengembalian wilayah tersebut.

"Saya bertekad terus bekerja dengan gigih tentang masalah ini, yang sangat sesuai dengan kebijakan dasar pemerintah untuk menyelesaikan masalah dan menyimpulkan perjanjian perdamaian dengan Rusia," kata PM Jepang itu.

Pasukan Uni Soviet merebut empat pulau Pasifik itu setelah Jepang menyerah dalam Perang Dunia II dan pemerintah Jepang mengatakan pulau-pulau itu sekarang diduduki oleh Rusia secara tidak sah.

Sengketa kepemilikan sederetan pulau Pasifik selama tujuh dasawarsa itu membuat Rusia dan Jepang menunda penandatanganan perjanjian perdamaian pasca-perang.

Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida mengatakan masalah lama yang berkelanjutan itu adalah batu sandungan terbesar yang menghambat hubungan antara kedua negara.

Jepang melakukan demonstrasi pada 7 Februari setiap tahun untuk menandai sebuah perjanjian bilateral pada 1855 yang mengatur perbatasan dengan Rusia.

(Uu.Y012)



Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015