Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi menegaskan modifikasi cuaca sebagai langkah untuk meredistribusi hujan dibutuhkan Provinsi DKI Jakarta untuk menghindari banjir yang sering melanda ibu kota.Modifikasi cuaca untuk melakukan redistribusi curah hujan di DKI Jakarta perlu dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengurangi debit air dan menghindari banjir,"
"Modifikasi cuaca untuk melakukan redistribusi curah hujan di DKI Jakarta perlu dilaksanakan sesegera mungkin untuk mengurangi debit air dan menghindari banjir," kata pakar Meteorologi Tropis BPPT, Tri Handoko Seto saat dihubungi, Kamis.
Kebutuhan untuk memodifikasi cuaca tersebut, kata Seto, karena hingga kini awan gelap masih menyelimuti wilayah ibu kota yang tidak menutup kemungkinan datangnya hujan lebat dengan intensitas serta durasi yang tinggi.
Selain itu, beberapa wilayah di DKI Jakarta juga hingga kini masih digenangi air dengan ketinggian mencapai satu setengah meter.
Berdasarkan pemodelan cuaca yang dilakukan oleh tim BPPT, kata Seto, diprediksi hujan masih akan terjadi beberapa hari ke depan di wilayah DKI Jakarta.
"Hari ini (12/2) dan 13 Februari 2015, hujan masih akan terjadi di sekitar wilayah DKI Jakarta," ucapnya.
Selain itu, Seto menambahkan modifikasi cuaca juga dibutuhkan saat ini mengingat bulan Februari masih termasuk puncak musim hujan. "Maka siaga darurat masih diperlukan agar semua elemen di Kementerian dan lembaga lainnya bisa membantu mengurangi resiko bencana banjir," ujarnya.
Sebelumnya, Seto mengatakan angin Siberia menyebabkan hujan lebat seperti Senin (9/2) yang terjadi di hampir semua wilayah sehingga menyebabkan beberapa ruas jalan lumpuh dan tak bisa dilalui kendaraan.
"Peristiwa meteorologis yang disebut dengan Cold Surge (Seruak Dingin) Yaitu berupa masuknya massa udara dingin dari Siberia menuju Jawa bagian barat, ucap Seto yang juga menjabat sebagai Kabid Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, UPT Hujan Buatan BPPT.
Dia menambahkan bahwa seruak dingin yang masuk ke wilayah Jawa bagian barat bertemu dengan angin yang bertiup dari timur lalu terjadi konvergensi sehingga terbentuk awan-awan hujan yang cukup massif.
Seto juga mengungkapkan bahwa sejak awal Januari 2015 pihaknya sudah diminta oleh BNPB untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
"Oleh karenanya kami telah menyiapkan TMC sepanjang yang bisa kami siapkan. Namun karena belum ada perintah resmi, maka TMC urung terlaksana," katanya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015