"Pada 10 Februari lalu kami dapat data Alos-2 untuk wilayah Jakarta. Sedang dianalisis genangannya di mana saja," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan Rokhis Komarudin di sela-sela pelatihan pemanfaatan data satelit Jepang di Jakarta, Kamis.
Saat ini data satelit radar dari Alos-2 tersebut sedang diolah untuk mengetahui titik genangan air. Meskipun kejadian genangan sudah lewat, menurut dia, data tersebut masih penting untuk dianalisis karena hasilnya dapat mengungkap penyebab banjir atau genangan di Jakarta.
"Jadi bisa juga kita tahu, apa benar karena listrik mati (yang membuat pompa air di Waduk Pluit tidak bekerja--red) sehingga menyebabkan banjir," ujar dia.
Atau, lanjutnya, penyebab genangan atau banjir justru karena penurunan muka tanah yang semakin parah di Jakarta. Semua itu dapat diketahui melalui data satelit radar Alos-2 yang telah dianalisis.
Data satelit radar yang berasal dari satelit milik Jepang tersebut, menurut dia, memiliki akurasi 80 persen dengan spesifikasi khusus menghasilkan citra yang bebas dari tutupan awan.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan Kali Abdul Muis meluap hingga menggenangi kawasan Jalan Medan Merdeka pada Senin (9/2), karena pompa air di Waduk Pluit tidak bekerja setelah PT PLN (Persero) mematikan aliran listrik di rumah pompa Waduk Pluit.
Ahok menyayangkan tindakan PLN yang mematikan aliran listrik di Waduk Pluit, sementara kawasan itu belum terendam banjir. Sedangkan dari 12 pompa di waduk hanya dapat beroperasi dua dengan genset.
Pewarta: Virna P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015