BPBD Jatim waspadai ancaman banjir tujuh sungai

14 Februari 2015 19:05 WIB

Dari 33 kabupaten yang rawan bencana banjir, antara lain, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik,"

Bojonegoro (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, mewaspadai tujuh sungai besar di Jawa Timur, yang berpotensi menimbulkan ancaman banjir di 33 kabupaten sampai akhir Februari.

"Kewaspadaan menghadapi ancaman banjir tujuh sungai tersebut berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa curah hujan yang terjadi di Jawa Timur, selama Februari berpotensi menimbulkan banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur Sudarmawan, di Bojonegoro, Sabtu.

Ia menyebutkan sungai yang masih berpotensi menimbulkan ancaman banjir sampai akhir Februari, antara lain, Bengawan Solo, yang melintas di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Sungai Brantas dan Sungai Welang di Pasuruan.

"Dari 33 kabupaten yang rawan bencana banjir, antara lain, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik," tuturnya.

Namun, menurut dia, kewaspadaan menghadapi ancaman banjir, di Jawa Timur, sebenarnya sudah berjalan sejak Desember lalu, juga mengacu prakiraan BMKG Karangploso, Malang.

"Seperti Bojonegoro sudah menetapkan kewaspadaan menghadapi ancaman banjir sejak Desember," katanya, menegaskan.

Menurut dia, kejadian bencana yang terjadi di Jawa Timur, selama tahun ini masih relatif tidak terlalu besar dibandingkan kejadian bencana yang terjadi tahun lalu dalam waktu bersamaan.

"Kami masih menghitung besarnya kerugian yang disebabkan bencana banjir yang terjadi tahun ini di berbagai daerah di Jawa Timur. Yang jelas banjir Kali Lamong di Gresik, telah menimbulkan tiga korban jiwa," jelasnya.

Ditanya alokasi anggaran yang disediakan menghadapi bencana, ia menjelaskan pihaknya dalam menangani bencana memanfaatkan pos biaya tak terduga di APBD Tk I Jawa Timur.

"Kami tidak mengelola anggaran sendiri dalam menangani bencana di Jawa Timur," ujarnya.

Menjawab pertanyaan Sudarmawan, Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan dalam kejadian banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang beberapa kali di daerahnya tidak menimbulkan korban jiwa.

"Tidak ada korban jiwa secara langsung yang disebabkan banjir. Tapi, ada tujuh orang tewas tenggelam di genangan air sejak Januari," jelas dia.

Di Bojonegoro, Sudarmawan, bersama Kepala BNPB Syamsul Maarif dan Bupati Bojonegoro Suyoto, meninjau Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, yang baru saja dilanda banjir bandang, akibat jebolnya tanggul Kali Pacal.

Pewarta: Slamet AS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015