Camat Sepaku, Risman Abdul, Minggu mengatakan, genangan air tersebut disebabkan hujan deras yang melanda wilayah Penajam Paser Utara selama sepekan terakhir.
"Selama sepekan terakhir, hujan deras terus mengguyur wilayah Penajam Paser Utara, sehingga kawasan yang berada di dekat sungai di Kelurahan Sepaku yakni, di RT 2, 3, 4 serta RT 5 terendam banjir dengan ketinggian 70 centimeter," ungkap Risman Abdul.
Keempat RT tersebut kata Risman Abdul, selama ini merupakan wilayah langganan banjir karena berdekatan dengan sungai.
"Jika hujan deras mengguyur, air sungai akan meluap sehingga langsung menggenangi rumah-rumah warga. Banjir juga disebabkan kiriman air dari beberapa wilayah di sekitar kawasan empat RT tersebut," kata Risman Abdul.
Sementara, Lurah Sepaku Haridsyah mengatakan, genangan air setinggi 70 meter tersebut, merupakan banjir terparah yang melanda kawasan itu, dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2014, kawasan itu juga juga pernah mengalami banjir selama dua hari, namun ketinggian air hanya sebatas mata kaki.
"Banjir mulai terjadi pada Rabu (11/2) sekitar pukul 10.00 Wita dengan ketinggian air sedada orang dewasa. Karena cuaca sedikit cerah membuat luapan air sedikit berkurang dan banjir berangsur surut," ujar Haridsyah.
Warga korban banjir di empat RT di Kelurahan Sepaku tersebut berharap, pemerintah segera mencari solusi untuk mengatasi banjir di wilayah Logdam yang hampir setiap tahun dilanda banjir.
Selain merendam rumah-rumah warga di empat RT di Kelurahan Sepaku, banjir tersebut juga menggenangi sembilan hektare lahan persawahan milik warga.
Untuk membantu warga yang menjadi korban banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menurunkan tim serta telah mendirikan tenda pengungsian yang didukung Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), bidang Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Taruna Tanggap Bencana (Tagana) serta Palang Merah Indonesia (PMI).
Pewarta: Amirullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015