Kupang (ANTARA News) - Pemerhati masalah Timor Timur, Filomeno de Hornay, menilai, keputusan Xanana Gusmao mengundurkan diri dari posisi perdana menteri negara Timor Timur menunjukkan Xanana bukan pejuang sejati.... mau berjuang untuk rakyat dan negara maka perjuanglah sampai akhir hayat...
"Bagi saya Xanana tidak fair. Semua orang juga tahu bahwa Xanana masih sangat dibutuhkan oleh rakyat di negara itu. Kalau mau berjuang untuk rakyat dan negara maka perjuanglah sampai akhir hayat," kata de Hornay, di Kupang, Selasa.
Dia mengemukakan hal itu, terkait masa depan negara Timor Timur pascamundurnya tokoh pejuang dan pemersatu negara Timor Timur, Xanana Gusmao, dari panggung politik, dan adakah tokoh baru yang diharapkan dapat membangun negara itu dan membebaskan rakyatnya dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.
Filomeno mengatakan, Gusmao adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan negara Timor Timur dan seharusnya Xanana mengabdikan diri dan hidup sepenuhnya untuk membangun negara dan rakyat negara Timor Timur.
Menurut dia, perdana menteri adalah posisi yang sangat tepat bagi Gusmao untuk membaktikan dirinya bagi rakyat dan negara yang baru merdeka melalui referendum pada September 1999 itu.
Mengenai regenerasi, dia mengatakan, membangun negara seperti negara Timor Timur sama sekali tidak bergantung pada seorang figur Xanana Gusmao, tetapi masih banyak tokoh-tokoh lainnya yang juga memiliki kemampuan untuk membawa perubahan bagi negara itu.
Hanya saja, selama ini hanya nama Gusmao saja yang selalu dipublikasikan sehingga seolah hanya Xanana saja yang memiliki kemampuan untuk membangun negara Timor Timur.
Filomeno menambahkan, mundurnya Gusmao ini sesungguhnya sudah pernah diungkapkan dalam suatu pertemuannya dengan dia, di Bali beberapa tahun silam
Saat itu kata dia, Gusmao menyampaikan rencananya untuk mengundurkan diri dari panggung politik karena ingin beristirahat.
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015