Kelenteng tua yang terletak di Jalan Gang Lombok Semarang itu didatangi secara silih berganti oleh para umat untuk bersembahyang Imlek yang menandai pergantian tahun Kuda Kayu ke Kambing Kayu itu.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, hujan deras juga mengiringi Imlek tahun ini di Kota Semarang, namun tak menyurutkan para umat mendatangi kelenteng untuk bersembahyang memeringati malam pergantian tahun.
"Puncaknya, pada Rabu (18/2) menjelang pukul 24.00 WIB. Semakin banyak umat yang datang untuk bersembahyang menandai pergantian tahun," kata pengurus bagian humas Kelenteng Tay Kak Sie, Gunawan.
Berbeda dengan perayaan Imlek tahun-tahun sebelumnya, kata dia, pada tahun ini Kelenteng Tay Kak Sie Semarang tidak menggelar acara khusus, seperti ritual sembahyang bersama menyambut Imlek.
"Memang tidak ada khusus, kami juga tidak mengadakan sembahyang bersama. Ya, para umat tetap datang untuk bersembahyang, tetapi tidak secara bersama-sama dipimpin oleh pemuka agama," katanya.
Namun, suasana perayaan Imlek di kelenteng yang didirikan pada 1746 itu tetap meriah dengan atraksi liong dari Sasana Naga Doreng Batalyon Artileri Pertahanan Udara Sedang (Arhanudse) 15 Kodam IV/Diponegoro.
Ia menjelaskan sembahyang Imlek biasanya memang dilakukan para umat menjelang pergantian tahun, tepatnya sebelum pukul 24.00 WIB pada tanggal 30 bulan 12 Imlek, baik di kelenteng maupun di rumah.
"Pada Kamis (12/2) lalu, ada sembahyang mengantarkan para dewa naik ke kahyangan, diikuti bersih-bersih kelenteng. Nanti, Jumat (27/2), atau tanggal 9 bulan 1 Imlek, dewa kembali lagi ke bumi," katanya.
Sesuai tradisi leluhur, Gunawan mengatakan para umat sembahyang sebagai pengharapan yang lebih baik di tahun yang akan datang, dilanjutkan "sungkeman" dari yang lebih muda kepada yang lebih tua.
Sementara itu, Eny, salah satu umat Tri Dharma yang ditemui usai bersembahyang di Kelenteng Tay Kak Sie mengharapkan tahun depan diberikan kelancaran yang lebih baik dibandingkan dengan tahun ini.
"Ya, mintanya semua lebih baik di tahun depan. Sesuai tradisi, habis ini lek-lekan (tidak tidur, red.) kumpul dengan keluarga besar. Nanti, tidurnya baru pukul 02.00 atau 03.00 WIB," katanya.
Eny yang datang bersama keluarga besarnya itu mengatakan sembahyang akan dilakukan lagi pada Kamis (19/2) pagi, dilanjutkan dengan mengunjungi dan sungkem kepada keluarga yang lebih tua.
"Besok (19/2) pagi, yang sembahyang di kelenteng, ya, sembahyang dulu. Kalau yang ke gereja, ya, ke gereja dulu. Baru, setelah itu mengunjungi orang tua untuk sungkem. Sama seperti Lebaran," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015