"Agar kualitas hidup anak optimal, pertama harus penuhi kebutuhan dasarnya, yakni asuh, asih dan asah. Stimulasi merupakan salah satu bagian dari asah," ujar DR. dr. Rini Sekartini, SpA(K) dalam salah satu acara kesehatan di Jakarta, Kamis.
"Selain itu, lakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala dan asupan nutrisinya," kata dia.
Rini mengatakan, stimulasi yang dimaksud mencakup visual, penciuman, auditori, kinestetik dan taktil. Kelimanya sebaiknya dilakukan bersamaan agar berdampak lebih baik kepada anak.
"Orang tua dapat menstimulasi indera melalui interaksi dengan anak, melalui sentuhan (taktil), termasuk saat mandi," kata dia.
Sementara itu pakar sentuhan, DR. dr. I Gusti Ayu Trisna Windiani, SpA(K) menyatakan salah satu sentuhan dilakukan saat mandi dan ini membuat bayi melakukan kontak mata yang lebih baik dibandingkan bayi yang tidak disentuh, yakni 80,9 persen.
Sentuhan juga dapat membuat bayi lebih ceria dan tersenyum sekitar 48,6 persen.
"Bayi juga lebih jarang menangis, sekitar tiga persen," kata dia.
Selain itu, saat mandi, orang tua juga bisa melakukan percakapan dengan bayi mereka.
Berdasarkan studi, bayi yang diajak bercakap-cakap memiliki kosakata lebih luas ketika menginjak usia dua tahun.
Secara umum, stimulasi multi-sensori mampu mendukung performa kognitif, kewaspadaan dan perhatian anak.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015