"Koperasi itu sudah lama, dan mempunyai jaringan yang luas, saya ingin mengembalikan peran koperasi untuk membangun perekonomian kita, mulai dari jaminan dan kemanan distribusi untuk pupuk bersubsidi," kata Rachmat, seusai menghadiri Peluncuran Pengangkatan Koperasi Menjadi Distributor Pupuk Bersubsidi, di Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Rachmat mengatakan, untuk memulai langkah tersebut, pihaknya tengah mendorong peran Koperasi Unit Desa (KUD) yang ada di seluruh Indonesia, namun, tentunya harus dimulai dari beberapa wilayah yang sudah memiliki kesiapan terlebih dahulu.
Untuk menyelesaikan tata kelola pupuk bersubsidi, Rachmat menyatakan bahwa saat ini diperlukan suatu terobosan baru untuk menjamin pendistribusian pupuk tepat waktu agar tidak ada kelangkaan.
"Kita memerlukan suatu terobosan baru agar tidak ada lagi namanya pupuk terlambat atau kelangkaan pupuk. Apalagi pupuk bersubsidi menjadi barang dalam pengawasan . Kita akan perbaiki ini bersama Kementerian Pertanian, Keuangan, dan BUMN," kata Rachmat.
Pada tingkat lapangan, Rachmat mengingatkan agar pupuk bersubdisi dapat disalurkan kepada petani yang berhak dengan sebaik-baiknya dan tepat sasaran.
"Jangan main-main dengan pupuk bersubsidi. Pupuk bersubsidi agar disalurkan kepada petani yang berhak dengan sebaik-baiknya, setepat-tepatnya, jangan ada kecurangan, jangan ada yang menimbun atau mencoba mengoplos, kasihan petani yang memerlukan pupuk," tegas Mendag.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mengatakan bahwa dari kurang lebih sebanyak 2.000 distributor tersebut sedang dilakukan evaluasi kinerjanya.
"Dari 2.000 distributor itu, selalu kita evaluasi, begitu kita evaluasi mana yang masih layak mana yang tidak. Untuk menggantikan mereka yang tidak kompeten dari evaluasi tersebut, kita mengajukan koperasi yang menurut kita layak," ujar Srie.
Menurut Srie, untuk saat ini jumlah koperasi yang diajukan ada 150 unit dengan kurang lebih sekitar 625 pengecer, namun setelah diteliti lebih lanjut ada 93 koperasi yang sudah layak dengan total pengecer kurang lebih 600 pengecer.
"Dari 93 koperasi, pada tahap awal yang siap ada delapan koperasi. Nantinya akan diseleksi lagi menjadi 26 koperasi, kemudian 70 koperasi, 93 koperasi dan sampai 150 koperasi," ujar Srie.
Tahapan seleksi tersebut, lanjut Srie, dilakukan agar koperasi yang dipilih tersebut benar-benar mampu menyalurkan pupuk bersubsidi tepat sasaran. Jangan sampai setelah distributor lama digantikan, namun kondisinya tidak jauh lebih baik.
"Target tahun ini 150 koperasi. Namun hingga pada saat launching hari ini yang sudah siap administrasi baru delapan koperasi yang terletak di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali," kata Srie.
Saat ini, jumllah distributor pupuk bersubsidi ada kurang lebih sebanyak 2.000 distributor, dan ada kurang lebih sebanyak 50.000 pengecer yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015