• Beranda
  • Berita
  • Jembatan Trenggalek putus diduga akibat penambangan pasir

Jembatan Trenggalek putus diduga akibat penambangan pasir

12 Maret 2015 13:02 WIB
Jembatan Trenggalek putus diduga akibat penambangan pasir
Sejumlah warga melihat jembatan yang putus akibat banjir di Desa Ngelogsor, Pagu, Trenggalek, Jawa Timur, Kamis (12/3). Jembatan Ngelongsor merupakan salah satu jembatan penghubung Trenggalek - Ponorogo. (ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan)

Tak jauh dari jembatan ini memang ada aktivitas penambangan pasir oleh masyarakat

Trenggalek (ANTARA News) - Anjloknya jembatan di jalur provinsi, Desa Nglongsor, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Kamis, diduga bukan hanya dipicu peningkatan debit air pada aliran sungai, tetapi juga disebabkan aktivitas penambangan pasir liar di sekitar jembatan.

"Bisa jadi begitu. Tak jauh dari jembatan ini memang ada aktivitas penambangan pasir oleh masyarakat," ungkap Camat Tugu, Zahid Isroni kepada Antara di Trenggalek, Kamis.

Sekalipun tidak menggunakan mesin diesel, lanjut dia, aktivitas penambangan pasir secara manual itu dilakukan di area dekat jembatan.

Menurut Zahid, jarak jembatan dengan lokasi penambangan pasir warga itu hanya sekitar 100 meter. Pengerukan pasir tersebut menyebabkan dasar sungai mengalami pendalaman secara terus-menerus. Dalam jangka panjang, penggerusan pada dasar sungai semakin meluas hingga area pilar/tiang penyangga jembatan.

"Kondisi itu diperparah saat terjadi banjir pada aliran sungai ini. Kuatnya arus menyebabkan fondasi pada pilar kedua dari sisi barat jembatan tergerus dan ambles hingga kedalaman sekitar 130-an sentimeter.

Beruntung peristiwa yang terjadi sekitar pukul 02.15 WIB itu cepat diketahui warga dan segera dilaporkan ke pihak keamanan setempat sehingga tidak memakan korban.

"Akses langsung kami tutup. Lalu lintas, untuk kendaraan roda dua, empat atau lebih yang tidak bermuatan berat kami alihkan ke jalan lingkar yang melintasi Desa Kerjo, tak jauh dari sini," terang Danramil Tugu, Kapten Supriyo ditemui di lokasi kejadian.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015