UNHCR mengeluarkan kesimpulan yang menyedihkan itu di dalam laporan dengan judul "Assessment of vulnerability of Syrian refugees in Lebanon", yang dikeluarkan bersama dengan Program Pangan Dunia (WFP).
Badan PBB tersebut menyatakan 50 persen keluarga Suriah yang berlindung di Lebanon hidup di bawah garis kemiskinan, yang berarti mereka hidup dengan biaya kurang dari 3,48 dolar AS per hari.
Ditambahkannya, "Kupon makanan dan pinjaman telah menjadi satu-satunya sumber nafkah sangat banyak pengungsi."
UNHCR, sebagaimana diberitakan Xinhua, mengatakan, "Simpanan keluarga pengungsi tersebut telah habis sehingga membuat mereka memilih sejumlah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan mereka, termasuk mengemis dan mempekerjakan anak di bawah umur."
Laporan itu juga mengatakan jumlah orang yang menggantungkan hidup pada kupon makanan yang diberikan oleh UNHCR naik dari 28 persen pada 2013 jadi 40 persen pada 2014.
Apa yang disampaikan oleh laporan tersebut ialah orang dewasa di 36 persen keluarga juga makan kurang dari dua kali per hari sebab mereka harus lebih dulu memberi makan anak-anak mereka.
"Sebanyak 66 persen anak Suriah tak bersekolah dan memburuknya layanan meliputi kurangnya air minum dan perawatan medis," katanya.
Jumlah orang Suriah yang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi di Lebanon meningkat dramatis setelah meletusnya kerusuhan guna menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Maret 2011. Kerusuhan mencapai puncaknya pada Mei 2013 dengan 1,3 juta orang mengungsi, lalu turun menjadi satu juta orang pada Mei 2014.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015