Baku mutu air Citarum sangat buruk

19 Maret 2015 18:24 WIB
Baku mutu air Citarum sangat buruk
Ilustrasi - Pencemaran Citarum. Aktivis menandai saluran limbah industri tanpa pengolahan yang dialirkan ke Sungai Citarum, di Kecamatan Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat. (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)

banyak industri dan rumah tangga yang membuang limbah ke sungai, sehingga hal tersebut merusak baku mutu air sungai.


Bandung (ANTARA News) - Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat menyatakan baku mutu air sungai-sungai di Jawa Barat seperti Sungai Citarum sudah masuk kategori D atau sangat buruk/kritis.

"Kondisi baku mutu air sangat memprihatinkan, kita sudah menyikapi ini dengan melakukan verifikasi dan identifikasi sumber sumber air," kata Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PSDA Jawa Barat Andri Heryanto, pada acara Seminar Hari Air Sedunia, di Bandung, Kamis.

Ia mengatakan, banyak hal yang menyebabkan baku mutu air sungai di Jawa Barat sangat buruk seperti masalah pencemaran.

"Di mana banyak industri dan rumah tangga yang membuang limbah ke sungai, sehingga hal tersebut merusak baku mutu air sungai," kata dia.

Menurut dia, pencemaran sungai di Jawa Barat terjadi di sekitar kawasan industri seperti Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kabupaten Karawang, dan Bekasi.

Dikatakan dia, selama ini pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi kerusakan baku mutu air sungai di Jawa Barat.

"Tapi hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Upayanya tidak semudah membalikkan tangan, bagaimana air dikembalikan bersih dan normal, dulu mandi enak, sekarang mandi di sungai sudah segan," kata dia.

Diperlukan kerja keras dan sinergi antara pemerintah dan pelaku industri agar kualitas air sungai di Jawa Barat menjadi baik.

"Selama ini banyak industri yang membuang limbah pabrik ke sungai tanpa diolah dengan menggunakan IPAL , sehingga hal tersebut pun mencemari lingkungan dan air sungai," kata dia.

Selain mengantisipasi limbah industri di sungai-sungai, pihaknya juga melakukan pemantauan titik mata air dari hulu ke hilir.

"Termasuk mengindentifikasi sejauh mana pengusaha atas penguasaan pabrik industri, tentunya penyimpangan pasti terjadi. Atas penyimpangan itu kita akan bersikap menindaklanjuti, seperti pemberian perizinan sumber air," kata dia.



Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015