• Beranda
  • Berita
  • Benarkah permen karet bebas gula baik untuk gigi?

Benarkah permen karet bebas gula baik untuk gigi?

29 Maret 2015 21:06 WIB
Benarkah permen karet bebas gula baik untuk gigi?
Ilustrasi: pemeriksaan gigi. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)
Jakarta (ANTARA News) - Permen karet bebas gula dengan rasa xylitol sering dipuji bagus untuk kesehatan mulut. Namun, penelitian terbaru mempertanyakan kebenarannya.

Xylitol digunakan di berbagai macam produk di dunia dan bukan hanya permen karet. Anda bisa menemukannya pada permen manis sebagai gula pengganti yang mengurangi kalori, juga pada pasta gigi, permen pelega tenggorokan  dan jel.

Sebuah badan penelitian menunjukkan pemanis buatan menyebabkan bahaya yang lebih sedikit ketimbang gula biasa, dan beberapa mengklaim pemanis meningkatkan kesehatan mulut dengan memperlambat pertumbuhan bakteri pada gigi.

Penelitian baru yang diterbitkan di perpustakaan Cochrane meliputi data dari 10 penelitian yang menyertakan 5.903 partisipan. Meskipun metode penelitian cukup bervariasi sehingga peneliti menemui kesulitan mengkombinasikan hasilnya, mereka mengkaji setiap penemuan tentang kesehatan mulut.

Di antara penemuannya: dari 4.216 anak-anak dalam dua penelitian di Costa Rica, peneliti menemukan beberapa bukti bahwa xylitol membantu mencegah pembusukan gigi. Anak-anak yang biasa menggunakan pasta gigi dengan xylitol dan flouride berpeluang 13 persen lebih sedikit untuk mengalami pembusukan gigi dari pada mereka yang hanya menggunakan pasta gigi berflouride saja.

Namun dalam penelitian lain yang menelaah manfaat xylitol pada permen dan tablet, peneliti menemukan tak ada bukti pemanis natural bisa meningkatkan kesehatan mulut.

"Bukti yang kita temukan tidak memungkinkan kita membuat kesimpulan kuat mengenai efek xylitol dan kami tidak bisa membuktikan keuntungan apa pun dalam pemanis alami dalam mencegah pembusukan gigi," kata peneliti Philip Riley dari Universitas Manchester School of Dentistry.

"Penelitian terbatas terkait pasta gigi yang mengandung xylitol pada anak-anak mungkin hanya relevan pada penelitian populasi."

Philip terkejut tak adanya dukungan lebih banyak penggunaan xylitol pada produk lain. "Kami terkejut melihat kurangnya bukti pada permen karet yang mengandung xylitol," kata Philip.

Peneliti juga mencatat beberapa penelitian yang gagal menyebutkan gejala penyakit pencernaan yang diasosiasikan dengan xylitol pada partisipan penelitian seperti kembung, diare, dan efek pencahar--efek samping tersebut mungkin saja menghilangkan keuntungan apa pun yang mungkin terjadi pada orang yang mencari permen yang lebih sehat, mints, es krim, atau permen, di antara produk yang mengandung xylitol lain.

Jadi apakah xylitol baik untuk gigi? Mungkin iya pada pasta gigi anak-anak tapi mungkin tidak pada produk lain seperti permen karet.

Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015