Bandung (ANTARA News) - Menyusul pembubaran diskusi filsafat, sosial dan ekonomi yang bertemakan Marxisme dan imperialisme, aparat Polwiltabes Bandung hingga Jumat siang masih memeriksa secara intensif pembicara dan panitia serta sembilan peserta.
Pemeriksaan para peserta, pembicara dan panitia itu masih dalam kapasitas sebagai saksi, sejak kegiatan yang diduga tanpa ijin kepolisian itu dibubarkan oleh ormas pada Kamis (14/12) malam sekitar pukul 19.30 WIB.
Sebelas orang saksi itu dimintai keterangan di ruangan Intelpam Polwiltabes Bandung hingga Jumat pukul 10.00 WIB, kemudian penyelidikan dan penyidikannya dilimpahkan ke Satreskrim Polwiltabes Bandung.
Kasatreskrim Polwiltabes Bandung, AKBP Arief Ramdhani, kepada pers di Bandung, Jumat mengatakan para peserta, panitia dan pembicara masih dalam pemeriksaan sebagai saksi.
Panitia penyelenggara diskusi Marxisme yang diperiksa, yakni Sadikin, pembicara Marhaen Suprapto dan sembilan peserta, masing-masing Kusni, Arief, Dani, Dindin, Famuzi, Miin, Fuad, Rylian dan Eros.
Menurut Kasatreskrim, pemeriksaan masih terus berlanjut dan mereka bisa saja dijerat dengan pasal 107 KUH-Pidana jo pasal 107 a Undang Undang RI No.27 tahun 1999 tentang keamanan negara dan pernyebaran ajaran komunisme. "Kalau mereka terbukti bisa diancam hukuman 12 tahun penjara", katanya.
Sebelumnya dilaporkan diskusi Filsafat, Sosial dan Ekonomi yang bertemakan Gerakan Marxisme dan Imperialisme yang berlangsung Kamis (14/12) malam sekitar pukul 19.00 WIB di Toko Ultimus, Jalan Lengkong Besar, Bandung, diwarnai aksi ricuh karena digerebeg oleh orang yang mengatasnamakan Persatuan Masyarakat Anti Komunis (PerMAK).
Peristiwa penggerebegan yang dilakukan puluhan warga masyarakat itu dimulai ketika peserta diskusi, termasuk para wartawan, menyaksikan presentasi yang dilakukan oleh Marhaen Suprapto sebagai pembicara, namun secara tiba-tiba, sekitar pukul 19.30 WIB, puluhan massa mencoba untuk membubarkan diskusi, namun para pendiskusi tetap menolak.
Akhirnya terjadi pembubaran secara paksa dan aksi kejar-kejaran antar-massa dengan pembicara dan peserta diskusi itu berlangsung. Mereka mencoba lari ke arah kampus Unpas yang berada di depan Toko Buku Ultimus. (*)
Copyright © ANTARA 2006