Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Rini Soemarni membidik Rp5,5 triliun dari right issue atau penerbitan saham baru PT Aneka Tambang Tbk (Antam).Minggu depan mereka akan melakukan presentasi mengenai right issue"
"Minggu depan mereka akan melakukan presentasi mengenai right issue," kata Rini usai bertemu dengan Direksi Antam di Gedung Kementerian BUMN, Jumat.
Pada pertemuan ini, Rini meminta direksi baru Antam memberikan laporan mengenai program-program hilirisasi Antam.
"Saya ingin dalam satu bulan ini sudah ada laporan sehingga proyek-proyek hilirisasi yang terhambat dapat berjalan secepatnya," kata Rini.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan ekspor mineral dan bahan tambang hingga 17 miliar dolar AS pada 2016, dengan perkiraan pabrik pemurnian atau smelter yang mulai dibangun pada 2015 telah beroperasi penuh.
"Nanti tahun 2016 ekspor menjadi 17 miliar dolar AS, itu termasuk konsentrat dan tembaga," ujar Direktur Jenderal Mineral dan Batubara R. Sukhyar.
Menurut Sukhyar, perkiraan itu lebih tinggi dari ekspor minerba dalam bentuk bijih, bauksit, nikel dan pasir besi yang hanya 15,1 miliar dolar AS pada 2013 ketika larangan ekspor bahan mentah mineral belum sepenuhnya berlaku.
Ia juga melaporkan perkembangan pembangunan enam smelter nikel yang siap beroperasi dan dua smelter nikel yang sepenuhnya telah beroperasi pada 2015. Seluruhnya merupakan kontribusi investor dan menggunakan teknologi dari Tiongkok.
Fasilitas smelter itu antara lain dikelola PT Antam, Komala yang beroperasi awal Oktober 2015 dan berproduksi 10 ribu ton feronikel serta PT Bintang Delapan yang beroperasi awal April 2015 dan mempunyai produksi 300 ribu ton Nickel Pig Iron (NPI).
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015