Konsolidasi perbankan mendesak

12 April 2015 21:26 WIB
Konsolidasi perbankan mendesak
Bank Mandiri (ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo menyatakan konsolidasi perbankan nasional mendesak dilakukan untuk menghadapi persaingan skala global dan untuk pengembangan industri perbankan dalam negeri itu sendiri.

"Integrasi lewat konsolidasi bank nasional dinilai juga dapat membuat persaingan bank asal Indonesia dalam skala global makin tinggi," ujar Andreas di Jakarta, Minggu.

Andreas menyebut contoh Bank BRI yang memiliki potensi di bidang perbankan mikro (micro finance). Jika Bank BRI bisa memperkuat diri di dalam negeri, hal itu juga berarti BRI bisa memperkuat micro finance di ASEAN.

"Tapi bagaimana dengan bank-bank yang mempunyai pasar yang sama seperti Mandiri dan BNI," ujar Andreas.

Bank Mandiri dan BNI, ketika terjadi konsolidasi, bisa menghadirkan stimulus kenaikan keuntungan laba bank yang lebih besar.

Selain bertujuan menciptakan bank berdaya saing global, tujuan lain dari konsolidasi perbankan adalah dalam lingkup nasional. Menurut Andreas, konsolidasi perbankan bisa meningkatkan efisiensi bank-bank nasional berupa turunnya bunga kredit.

Dengan bunga bank yang turun, aktivitas perekonomian nasional akan meningkat dan fungsi intermediasinya berjalan.

Dalam lingkup global, keunggulan konsolidasi dapat merambah pasar yang lebih luas secara maksimal.

"Misalnya kita punya potensi menjadi the champion of the micro finance di ASEAN, sehingga diharapkan penetrasi ke pasar negara lain lebih melebar," ujar Andreas.

Pola konsolidasi bank-bank nasional sendiri, lanjut Andreas, bisa lewat merger atau akuisisi.

Meski begitu, pemerintah harus mempunyai peta bank-bank terlebih dahulu sebelum mengkonsolidasikan. Apakah akan mempunyai bank yang kuat di bidang infrastruktur atau lainnya harus disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan bangsa kita kedepan.

Pola aplikatif dalam melakukan konsolidasi bank-bank nasional juga bisa lewat rekayasa holding.

"Atau dengan merger sungguhan, benar-benar digabung. Atau kemudian bank-bank kuat mengakuisisi bank-bank kecil," ujar Andreas.

Ia menuturkan, pemerintah harus melakukan survei dahulu dalam mengonsolidasikan bank-bank itu.

Konsolidasi bank nasional, kata Andreas, dapat memicu pembangunan infrastruktur keuangan Indonesia.

"Konsolidasi perbankan mendesak dilakukan, karena 10 bank kita sudah mendominasi hampir 80 persen pasar Indonesia. Ada Bank Mandiri, BTN, BRI dan BNI."

Sementara itu, Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty mengatakan, perlu ada penyiapan dalam melakukan konsolidasi perbankan nasional.

"Artinya ada bank-bank yang siap dan tidak siap. Tapi konsolidasi ini sesuatu hal yang harus sudah kita lakukan, cuma bagaimana strategi kita saja," ujar Telisa.

Bank-bank pemerintah (BUMN), kata Telisa, dianggap sudah siap melakukan konsolidasi. Selain itu, perlu juga diberikan percontohan dulu dari bank-bank yang sudah siap, ujarnya.

Empat bank besar, yang antara lain Mandiri, BNI, BRI dan BTN, menurutnya, sudah diarahkan menuju konsolidasi.

"Sudah diarahkan, tapi ada ego instansi. Itu wajar, tapi kita kedepankan kepentingan nasional yang lebih besar lagi," kata Telisa.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015